Ilustrasi via Pixabay
Banyak pasangan berpikir, rasa cinta antar mereka harus dan akan selalu ada. 'Sekali cinta akan cinta terus'. Apalagi jika sudah menikah. 'Karena sudah terikat, maka wajib untuk selalu cinta'.
Ketahuilah, rasa cinta tak akan selalu ada, walaupun pasangan Anda atau Anda tergila-gila satu sama lain, begitu setia dan penuh komitmen sekalipun! Mengapa bisa begitu?
1. Cinta ibarat tumbuhan atau bunga, jika ingin tumbuh subur dan berkembang, harus dipupuk, disiram dan dipelihara.
Caranya? Jadikan setiap hari dan waktu bersama berharga. Tak perlu keromantisan setiap saat, asal ada komunikasi dan kedekatan saat suami pulang kerja atau sebelum berangkat beristirahat di malam hari.
2. Cinta ibarat seorang anak yang takkan pernah tumbuh dewasa. Karena itu perlu adanya kemanjaan dan kemesraan. Juga cinta merasa cemburu. Cinta tak ingin diduakan apalagi ditigakan.
3. Cinta ibarat segelas air. Mudah pecah dan harus selalu terisi penuh. Mudah pecah karena dua orang yang mencintai adalah pribadi-pribadi yang egois. Ibarat kutub utara dan selatan, masing-masing erat menarik. Tak ada yang namanya pasangan yang tidak posesif. Semua mau istri atau suami hanya untuknya, dekat dengannya. Tak ada yang rela suami atau istrinya terlalu dekat dengan ibu-ayahnya sendiri, teman sepergaulan atau sahabat lebih dari dirinya sendiri, bukan?
Penuh karena begitu haus perhatian dan mudah kosong, maka selalu berikan ia perhatian sepenuh hati. Bukan dengan hadiah, bunga, makan malam di bawah cahaya lilin, dan lain-lain. Cukup dengan memeluknya dan mengatakan atau berbisik jika kita menyayanginya.
Semoga bermanfaat.