"Justru karena kamu bukan milik siapa-siapa... makanya kamu bisa pergi ke siapa saja."
Raka terdiam. Hatinya seperti terjepit sesuatu yang tak kasatmata.
Hari-hari setelahnya penuh jeda. Bahkan suara bel sekolah terdengar seperti gema panjang yang membosankan. Tania tetap hadir, tetap ceria, tapi bayang Nayla selalu ada dalam senyap Raka.
Suatu sore, Raka menemukan sesuatu di loker bukunya. Sebuah kertas kecil, tertempel dengan selotip bening.
"Kalau kau benar ingin tahu alasanku menjauh... temui aku di taman belakang. Besok. Jam 5 sore."
Tanda tangan: N.
Raka menggenggam kertas itu erat. Untuk pertama kalinya setelah sekian minggu, dadanya terasa penuh harap.
Tapi akankah pertemuan itu benar-benar terjadi?
Atau justru menambah jarak yang sudah menyesakkan?
To Be Continued...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI