"Aku tahu kamu mulai punya rasa ke Nayla. Aku nggak marah. Aku cuma sakit. Tapi aku belajar, cinta nggak bisa dipaksain. Terima kasih karena pernah buat aku bahagia, walau sebentar."
Raka membaca pesan itu berkali-kali. Lama. Lama sekali. Hingga hujan turun di luar jendela kamarnya.
Di sekolah, Tania semakin sering menyendiri. Bahkan guru sempat memanggilnya karena nilai-nilainya turun drastis. Sementara Nayla pun merasa hampa. Ia kehilangan Tania sebagai teman, dan Raka pun belum juga berbicara padanya sejak hari itu.
Sampai akhirnya, Raka berdiri di depan kelas. Ia membawa gitar. Hari itu adalah acara "Hari Apresiasi Teman Sekelas", yang diminta oleh guru BK untuk mempererat hubungan antar siswa.
"Aku mau nyanyi satu lagu, buat dua orang yang paling penting dalam hidup SMA-ku," ujar Raka. "Yang satu ngajarin aku ketulusan, yang satu ngajarin aku keberanian."
Semua mata tertuju padanya.
Lagu dimulai. Perlahan.
Dan saat Raka menyebutkan dua nama itu --- Tania dan Nayla --- dua hati pun pecah dalam diam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI