Mohon tunggu...
R Hady Syahputra Tambunan
R Hady Syahputra Tambunan Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Pemerhati Politik Sosial Budaya. Pendidikan Bidang Hukum. Pengikut Gerakan Akal Sehat. Ex Relawan BaraJP / KAWAL PEMILU Pembelajar Tanpa Henti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dialektika Kekuasaan Sipil dan Militer jilid 2: Reshuffle Kabinet dan Naiknya Daya Tawar TNI

8 September 2025   23:44 Diperbarui: 9 September 2025   12:43 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dialektika Kekuasaan Sipil dan Militer Jilid 2: Reshuffle Kabinet dan Naiknya Daya Tawar TNI

(Jawaban Artikel Sebelumnya: Dialektika Kekuasaan Sipil dan Militer: Kajian Filsafat Politik dalam Konteks Indonesia Kontemporer): https://www.kompasiana.com/ramadhanhadysyahputratambunan/68b73b6434777c68534517e2/berfilsafat-dengan-benar-indonesia-hari-ini

Oleh: R. Hady Syahputra Tambunan
Latar belakang pendidikan di bidang hukum, bekerja sebagai karyawan swasta, aktif menulis di media online dengan fokus pada kritik isu politik, sosial, budaya, dan hukum. Terlibat dalam kegiatan kerelawanan politik serta memiliki minat besar pada kajian filsafat

Foto: Dokpri, artikel 4-9-25 tentang analisis gesekan orang dalam Prabowo dalam berebut pengaruh
Foto: Dokpri, artikel 4-9-25 tentang analisis gesekan orang dalam Prabowo dalam berebut pengaruh
Dialektika Lama dengan Pola Baru

Dalam artikel sebelumnya, kita membedah dialektika sipil vs militer di Indonesia pasca-Reformasi. Polri diposisikan sebagai simbol kekuasaan sipil, sedangkan TNI dipaksa mundur ke barak. Dua dekade lebih, wajah keamanan negara identik dengan Polri.

Namun, kerusuhan Jakarta terbaru membuka babak baru: panggung berbalik, sipil melemah, militer menguat.
Pertanyaannya: mengapa momentum kerusuhan ini justru berujung pada reshuffle kabinet yang memperlihatkan pergeseran peta kekuasaan?.

Kerusuhan Jakarta Sebagai Titik Balik

Kerusuhan bermula dari peristiwa sederhana: seorang pengemudi ojol, Affan, ditabrak Brimob. Dari kasus itu lahirlah simbol kemarahan rakyat terhadap aparat. Brimob-representasi Polri- dicitrakan sebagai wajah kekerasan negara.

Media besar seperti Tempo bahkan menyebut adanya dugaan operasi BAIS, sehingga TNI ikut terseret. Namun menariknya, sorotan publik berhenti pada Polri. TNI tetap utuh, bahkan justru tampil sebagai “alternatif penjamin stabilitas.”

Polri pun kehilangan posisi tawar. Ia tak lagi bisa berlindung di balik narasi “reformasi” atau “wajah sipil” negara.

Reshuffle Kabinet: Tukar Guling Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun