Aku akan meletakkan api di puncak
rumah kita. Setelah itu, kita membakar diri.
Atau aku akan membawamu ke tepi danau
yang dingin dan berkabut; di sana kita
bermain api letup. Kita akan melihat
bagaimana hati kita meleleh menjadi laut.
Waktu melebur rumah dan kenangan kita
menjadi sebidang taman api.
Taman kecil di halaman rumah kita
ditumbuhi matahari. Rumputnya berapi-api.
Anak-anak kita membajak bunga api di sana.
Terkadang mereka menyematkannya
ke sela-sela telinga; terkadang mereka melemparnya
ke langit suwung, kemudian jatuh dan berpercikan
seperti kembang api.
Aku juga menanam pohon berbuah api,
tapi tak pernah tumbuh dan selalu menghilang.
Pohonku mudah terbakar. Daun api yang kusentuh
luruh sebagai abu. Kau mengumpulkannya
untuk memupuk pohon yang baru.
Kita akan menyiramnya dengan butiran keringat
yang meletup-letup dari kulit kita.
Kelak jika pohon itu tumbuh berbuah api,
kita akan menyusun taman baru dari kata-kata api
 yang tak pernah membakar rumah kita lagi.