Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 110 x Prestasi Digital Competition (72 writing competition, 28 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dulu Singkong Rebus, Kini Snack Instan, Rahasia Gelap Ultra Processed Foods

14 September 2025   15:59 Diperbarui: 14 September 2025   16:23 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi menikmati kuliner buatan nenek (sumber foto : desain by Andri M - AI Generator)

Suatu pagi, Daku (saya)  membuka kulkas di dapur, di sana ada dua pilihan: sebuah kotak snack instan colourfull dengan tulisan “enak dan renyah...kriuk” dan sebungkus singkong yang baru Daku beli di pasar tradisional. 

Tangan ku sempat ragu. Otak ku seperti mengarahkan memilih snack instan, tapi hati ku tiba-tiba teringat kenangan masa kecil, Daku tersenyum, lalu teringat kisah lama saat kecil dulu, saat masih berseragam sekolah dasar. 

Dulu, seminggu sekali setiap siang setelah pulang sekolah disambut aroma singkong rebus buatan nenek. Pada saat sekolah dasar nenek tinggal di rumah orang tua ku di Pondok -Pinang, Jakarta Selatan.

Begitu sederhananya kuliner singkong rebus itu, hanya ditaburi kelapa parut dan sedikit gula merah. Memori ku merekam rasanya enak, hangat, mengenyangkan, dan aroma singkong rebus buatan nenek yang begitu sederhana namun selalu bisa membuat siang atau sore terasa hangat.

Kini, seiring rutinitas dan gaya hidup modern, singkong buatan nenek ku tergantikan oleh makanan praktis, seperti snack, nugget, mi instan, biskuit,  minuman manis dalam kemasan yang bisa dibeli di minimarket.

Cerita hidup ku itu menggambarkan pergeseran yang sedang dialami banyak orang di era modern ini. Kuliner yang dulu lahir dari tanah, diracik dengan tangan, dan disuguhkan dengan rasa penuh cinta, perlahan digantikan oleh produk industri yang berwarna cerah, packaging menarik, dan terasa “addicted / nagih” Inilah yang dikenal dengan istilah ultra-proses food (UPF).

Apa Itu Ultra Processed Food?

Saat Daku baca di Alodokter, Ultra Processed Food adalah segala jenis makanan yang sudah melewati serangkaian proses pengolahan industri yang mengandung banyak bahan atau zat kimia tambahan. 

Konsumsi ultra processed food ini perlu dibatasi karena bisa menyebabkan masalah kesehatan bila dikonsumsi berlebihan.

Ultra processed food mencakup berbagai jenis makanan instan atau makanan dan minuman kemasan, seperti snack-snack, keripik kentang, nuget, mie instan, teh kotak / botolan, sosis, sereal, dan masih banyak lagi.

Dengan harga yang terjangkau, asa yang “nagih” kemasan menarik, dan mudah dihidangkan, Ultra Processed Food perlahan mengisi meja makan keluarga modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun