Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 101 x Prestasi Digital Competition (68 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jejak Backpacker di Kota Tua Batavia, Satu Kisah Seribu Cerita

13 Juni 2021   23:08 Diperbarui: 14 Juni 2021   07:21 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Masjid langgar Tinggi I Sumber Foto : dokpri

1. Asemka Bercerita

Buat kamu-kamu yang hobby belanja barang-barang murah dan grosiran pasti tau deh Pasar Asemka. Pasar ini terletak di Jalan Pintu Kecil, Kelurahan Roa Malaka, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. 

Desi sebagai tim leader saat sebelum menuju pasar Asemka bercerita bahwa pada abad ke 17-awal 18 M, di daerah ini terdapat pintu kecil (kleine port) untuk masuk Kota Batavia khusus bagi etnis Cina. 

Deskripsi : kawasan Kota Tua yang sedang dipercantik I Sumber Foto : dokpri
Deskripsi : kawasan Kota Tua yang sedang dipercantik I Sumber Foto : dokpri
Pintu Kecil (Kleine Poort) merupakan daerah keluar masuk ke Kota Batavia di sisi selatan yang dibangun pada 1638, yang terletak di Kubu Bastion Diest, maka bernama Diestpoort, yang sudah dikenal sebagai pusat perdagangan di Batavia yang dekat dengan kawasan Pecinan (Het Chine Kwartier).

Sebelum Jalan jendral Sudirman dan MH Thamrin menjadi pusat kota Jakarta, dahulu kala masa Hindia Belanda kawasan Asemka dan Glodok sudah dikenal sebagai pusat perdagangan. 

Kebijakan pemerintah kolonial Belanda memberikan hak istimewa kepada kalangan Cina untuk membangun pemukimannya dengan segala bentuk kebudayaannya. 

Asemka pada masa lalu kemungkinan banyak ditumbuhi oleh pohon asam jawa (Tamarindus indica). Pada awal tahun 1920an hingga pasca kemerdekaan, daerah ini masih bernama Passer Pagi Straat atau Jalan Pasar Pagi  (Vletter, Voskuil, & Diessen, 1997).

Kawasan Asemka dikenal sebagai pecinan nya Batavia. Dahulu kala ada alasan kenapa etnis China / Tiongkok diperkerjakan di Batavia, menurut Desi karena mereka ulet, pekerja keras dan memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh VOC. 

_

2. Etnis China Kisahnya di Batavia

Desi menggambarkan bahwa sejak zaman VOC, pekerja asal China menjadi penggerak roda perekonomian. Gubernur Jendeal VOC Jan Pieterszoon Coen yang memulai kenapa Batavia mendatangi etnis China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun