Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 101 x Prestasi Digital Competition (68 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Darurat Regenerasi Petani, Sadarkah Pemerintah Kita?

27 April 2019   09:11 Diperbarui: 27 April 2019   09:16 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Petani muda dibutuhkan untuk regenarasi petani paruh baya I Sumber Foto : Pixabay

_

Apakah Menjadi Petani Idintik dengan Tingkat Kesejahteraan yang Rendah ?

Pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Pertanian 2019, dilaksanakan di Hotel Bidakara, Jakarta pada tanggal 14 Januari 2019 yang dibuka langsung oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ada sebuah data yang tekuak. Tingkat inflasi pada periode 2014-2017, inflasi pangan dari sektor pertanian mengalami penurunan yang signifikan, yaitu sebesar 88,1 persen, yakni dari 10,57 persen menjadi 1,57 persen. 

Deskripsi : Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat membuka Rakernas Kementan RI 2019 I Sumber Foto : Antara News
Deskripsi : Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat membuka Rakernas Kementan RI 2019 I Sumber Foto : Antara News

Kenaikan nilai ekspor pertanian sepanjang 2016-2018, yang semula sebesar Rp 384,9 triliun pada tahun 2016, naik 29,7 persen menjadi Rp 499,3 triliun pada tahun 2018. Sementara impor sejumlah komoditas seperti beras umum, bawang merah dan cabai segar turun hingga 100 persen. 

Tidak hanya itu saja, kenaikan juga pada investasi di sektor pertanian periode 2013-2018 yakni sebesar 110,2 persen dengan nilai total Rp 270,1 triliun. Hasilnya, nilai investasi pertanian pada 2018 mencapai Rp 61,6 triliun berbanding Rp 29,3 triliun pada 2013.  Hal ini, sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo untuk mendorong ekspor dan investasi. 

jadi apakah menjadi petani identik tingkat kesejahteraan yang rendah ?

Berdasarkan data BPS, capaian Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian terus mengalami kenaikan sejak 2013 sebesar Rp 900 triliun hingga 2018 menjadi Rp 1.460 triliun. Kenaikan PDB Pertanian ini cukup membanggakan, Indonesia kini menduduki peringkat kelima di dunia dari 224 negara.

Capaian sektor pertanian selama 4,5 pemerintahan Jokowi-JK sangat dirasakan petani dari pertumbuhan ekonomi nasional yang positif. Yakni total ekspor komoditas pertanian naik 29 persen nilainya mencapai Rp 1.300 triliun. 

Data BPS menunjukkan Nilai Tukar Petani (NTP) Pertanian Maret 2019 sebesar 102,73 lebih tinggi 0,77 persen dibandingkan Maret 2018 sebesar 101,94. Harga gabah Maret 2019 di petani Rp 4.604 per kg dan di penggilingan Rp 4.706 per kg cukup menguntungkan petani. NTP Tanaman Pangan pada Maret 2019 sebesar 105,31 lebih tinggi 3,39 persen dibandingkan bulan yang sama tahun 2018 sebesar 101,86.

Bila melihat angka NTP di atas 100 berarti pendapatan petani lebih tinggi dari pada pengeluarannya atau surplus, dan bila dilihat dari trend menunjukkan kondisi NTP Pertanian dan NTP Tanaman Pangan semakin membaik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun