Mohon tunggu...
rakhaaditya
rakhaaditya Mohon Tunggu... Universitas Sumatera Utara

Hal apa yang ingin ditulis untuk bisa merubah pola pikir menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kelap Kelip

4 Mei 2025   10:15 Diperbarui: 4 Mei 2025   10:15 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kelap-kelip, untaian iman diselimuti gelap

Di sekat-sekat malam, cinta adalah kelap-kelip

yang fana setelah surya berkedip.

"Selatan simbol kesetiaan" 

katamu bukan? walaupun aku tidak yakin.

Tetap saja perkataanmu merekahkan tali simpul.

Ujung ke ujung warna cinta tetap merah, dengan sederhananya.

Warna darah juga merah, dengan sederhananya.

Kelap-kelip pijar, menyapa hangat lubuk.

kadang juga diulur kadang bisa diremuk.

sesuai nada kelap-kelip pijar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun