Mohon tunggu...
Rajash Rejava
Rajash Rejava Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Air Kehidupan dan Mars

30 April 2015   10:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:31 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Air sumber kehidupan

Disetiap kehidupan, pasti ada unsur air yang menjadi pembentuknya. Baik dari segi demografis maupun ekonomis. Air tetaplah menjadi nilai utama dalam kajian kita terhadap kehidupan. Sejak zaman nenek moyang kita, banyak peradaban terbangun di sepanjang aliran sungai mengalir. Peradaban itu kuat dan kokoh. Mereka pada saat itu membangun ekosistemnya dengan baik. Tanpa merusak lingkungan seperti banyak yang terjadi saat ini.

Peradaban Baru

Seiring dengan majunya teknologi seperti sekarang ini, berjuta dollar telah digelontorkan, hanya untuk mencari 'tempat tinggal' baru seperti bumi. Hal ini tak bisa dipungkiri. Bayangkanlah berapa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk meneliti Mars. Hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya sumber mata air. Karena airlah sumber kehidupan. Mulai dari mikroorganisme hingga manusia sempurna. Semuanya membutuhkan air.

Dalam rangka menjaga kelestarian air, tentunya semua pemangku kepentingan harus duduk bersama untuk mencapai kesepakatan. Duduk bersama dalam rangka mensinergikan segala hal yang tentunya tidak akan merusak ekositem dan tatanan air kita. Saya yakin setiap orang mempunyai ambisi pribadi atau golongan yang akan berdampak besar pada kelestarian air ini. Namun, sudah seyogyanya mereka itu tidak hanya mengeruk keuntungan di balik setiap kekeruhan yang terjadi. Satu atau dua generasi dari golongan kalian mungkin akan 'selamat', namun itu hanya sementara. Kehancuran yang kalian ciptakan itu bersifat global dan begitu menakutkan. Semua lapisan pasti akan terkena dampaknya. Lihatlah jauh, sejauh engkau memandang langit yang biru. Tak ada batasan dalam memandang masa depan. Keegoisan kalianlah yang membatasi penglihatan kalian.

Sungguh miris

Tak mungkin kita mengkonsumsi air yang telah tercampur limbah untuk kebutuhan sehari-hari. Racun dan segala turunannya telah 'menempel' pada tubuh kita. Menempel layaknya parasit yang merugikan inangnya. Generasi penerus bangsapun terancam eksistensinya. Terancam kesehatannya hingga kemampuan daya tahan tubuhnya semakin berkurang. Jika kondisi seperti ini berlangsung lama, maka evolusi yang terjadi setiap detik perlahan dan perlahan, dengan pasti akan mengubah sejarah hidup manusia. Bukan menuju ketingkat yang kian 'sempurna', malah menukik tajam menuju kehancuran yang masif. Mereka di'cekoki' dengan beragam limbah pada air yang mereka minum . Mereka tak mengira, air yang menjadi sumber kehidupan malah menjadi pemicu utama kematiaannya.

Sebagai generasi yang peduli terhadap lingkungan. Kita harus dapat mencegah segala bentuk polutan. Terutama polutan terhadap air. Kepedulian menjadi faktor penentu dalam masalah ini. Kita harus peduli pada keberlangsungan hidup yang sehat. Kita harus peduli, berbagi dan bersinergi terhadap daerah-daerah yang kekurangan air bersih. Karena kepedulian muncul dari rasa persatuan. Dan persatuan adalah jalan menuju kemakmuran bersama. Bukan hanya menguntungkan golongan atau kelompok tertentu saja.

Salam air dan mari lestarikan air dengan kejernihan aqua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun