Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

SEBELUM KITA DIPERTEMUKAN

12 Februari 2024   17:54 Diperbarui: 22 Maret 2024   21:10 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan tuan, Aku tak bisa merawat diriku sendiri.  Lantas, bagaimana aku akan merawat anak-anak kita nanti? Meski, di dalam hati. Besar sekali keinginan ingin menjadi ibu dari anak-anakmu. 

Tuan... Aku mencintaimu tulus karena Allah. Sebab itu, Aku tak ingin memperlihatkan cinta itu. Lantas, kukirim sinyal lewat doa. Agar kau paham. Dan Allah, malah mengirim sinyal padamu. Memang kau paham kan tuan?

Aku tengah resah dalam baringku di mushollah ini. Memikirkan, apakah jika nanti kita bertemu. Kau akan tetap merasakan hal yang sama padaku? Sebab tuan, Aku memang terlihat baik dihadapan media. Tapi, nyatanya.  Orang-orang banyak membenciku tuan. 

Lalu, kupejamkan mataku tuan. Lalu, Aku berdoa pada Tuhan. Seraya bertanya, kenapa kau berperilaku seperti itu Padaku? Apa benar kau menyukaiku? Lalu, apakah benar kita adalah jodoh? Apa aku pantas bagimu? Kutanyakan itu semua kepada Allah. 

Tiba-tiba, seorang guru  di sekolah itu. Yang sedang berbaring bersamaku. memasang murottal Al-quran. Surah Al-A'la. Ayat 1-7. Aku sampai menangis haru tuan. Seolah Allah telah menjawab doa-doaku. Sebab, Aku tahu arti surah itu tuan. 

"Sebutlah nama Tuhanmu yang maha tinggi. Yang menciptakan dan menyempurnakan (Ciptaan-Nya.) Yang menentukan kadar masing-masing dan memberi petunjuk. Lalu, dijadikan-Nya rumput kering ke hitam-hitaman. Kami akan membacakan Al-quran kepadamu Muhammad, sehingga kau tidak akan lupa. Kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh, dia maha mengetahui yang terang dan tersembunyi.  (Qs. Al-A'la: 1-7)

tuan, dadaku bergetar kencang. Hatiku juga demikian. Tak mampu aku untuk membendung air mata. Seolah Allah, telah memberi isyarat kepadaku. Jika aku selalu menyebut nama Tuhanku yang maha tinggi. Maka, Allah akan menyempurnakan ciptaannya (yakni Aku)Sebab, Allah telah mengukur kadar masing-masing hamba (Termasuk Aku). Allah juga menjadikan rumput kering dan kehitaman. Bukan kah itu peringatan, kalau hati manusia (sepertiku tak luput dari noda hitam di hatinya?) Lalu, jika Aku kembali kepada Allah. Saat kudengar bacaan Alquran, saat kubaca terjemahan dan tafsirnya. Aku meneteskan air mata. Karena Jika Allah menghendaki, tidak ada yang tidak mungkin.  (Termasuk memilikimu) Karena Allah lah yang maha tahu segala sesuatu. 

Bukan kah itu sinyal tuan? Supaya aku jangan insecure. Supaya Aku terus memperbaiki diri. Sebelum Allah mempertemukan kita nanti?

Karena jika cintaku karena Allah, Allah pasti akan memberikan jalan-nya kan ? 

Maka tuan, Aku tengah berdoa kepada Tuhan.  Supaya kita jangan dulu dipertemukan. Sampai aku memang sudah siap, dan sudah pantas. Jika sebelum itu, Tuhan mempertemukan kita. Mungkin Tuhan ingin yang lain di cerita ini kan tuan? 

Sungguh tuan, mencintaimu dengan sinyal-sinyal dari Tuhan.  Lebih indah, dan dengan cara Tuhan. Mencintaimu jauh lebih indah dan  lebih punya makna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun