Menurut Robbins & Judge (2021), motivasi kerja yang sehat pada karyawan muda akan tumbuh jika perusahaan mampu menumbuhkan rasa otonomi, pengakuan, dan pertumbuhan pribadi.
Kandidat Idaman HRD vs Realita Gen-Z
Sebagian HRD masih berpegang pada paradigma lama tentang "kandidat ideal"seperti disiplin tinggi, tahan tekanan, bisa multitasking, dan loyal. Namun, Gen-Z justru menuntut transparansi, inklusivitas, dan kesehatan mental. Di sinilah gap ekspektasi muncul.
Kalimat "Kandidat Idaman HRD" sudah saatnya didefiniskan ulang. HRD perlu mulai mempertimbangkan aspek kesejahteraan psikologis dan kebermaknaan kerja sebagai kriteria penilaian. Gen-Z bukan takut kerja, tapi takut kehilangan dirinya sendiri di dunia kerja yang toxic.
Cara Membuat CV yang Relevan untuk Gen-Z
Meskipun banyak yang membuat lelucon dari CV melalui meme, kenyataannya banyak Gen-Z yang kesulitan memahami cara membuat CV yang tepat, relevan, dan mampu menarik perhatian HRD. Tantangan ini bukan hanya soal estetika, tetapi bagaimana mereka bisa menampilkan jati diri di atas kertas.Â
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen-Z cenderung ingin menunjukkan nilai-nilai personal mereka dalam CV, bukan hanya daftar pengalaman kerja. Karena itu, mereka mulai memanfaatkan berbagai platform seperti Canva, LinkedIn, atau resume builder yang memungkinkan mereka menyusun CV yang lebih personal, visual, dan mudah dipahami.
Dalam membuat CV yang efektif, Gen-Z disarankan untuk menekankan pengalaman organisasi dan keterlibatan dalam proyek sosial, karena ini menunjukkan kemampuan kolaborasi dan kepedulian terhadap isu sosial.
Selain itu, penting pula menampilkan misi dan nilai hidup pribadi secara ringkas, misalnya melalui bagian personal statement di awal CV. Di era digital ini, kemampuan teknis seperti penggunaan software, media sosial, hingga analisis data juga menjadi nilai tambah yang sangat relevan.Â
Tak kalah penting juga adalah menonjolkan soft skills seperti empati, komunikasi, dan kerja sama tim, yang kini makin dicari oleh perusahaan yang mengutamakan kesehatan mental dan budaya kerja inklusif.