Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Freshgraduate Psikologi UST

Psychology enthusiast, penulis dan pembaca, masih terus mencari definisi "manusia" secara utuh.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Meme "Job Application Form": Apakah Gen-Z Takut Bekerja?

12 Juli 2025   06:57 Diperbarui: 13 Juli 2025   09:40 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com/geralt 

Menurut Robbins & Judge (2021), motivasi kerja yang sehat pada karyawan muda akan tumbuh jika perusahaan mampu menumbuhkan rasa otonomi, pengakuan, dan pertumbuhan pribadi.

Kandidat Idaman HRD vs Realita Gen-Z

Sebagian HRD masih berpegang pada paradigma lama tentang "kandidat ideal"seperti disiplin tinggi, tahan tekanan, bisa multitasking, dan loyal. Namun, Gen-Z justru menuntut transparansi, inklusivitas, dan kesehatan mental. Di sinilah gap ekspektasi muncul.

Kalimat "Kandidat Idaman HRD" sudah saatnya didefiniskan ulang. HRD perlu mulai mempertimbangkan aspek kesejahteraan psikologis dan kebermaknaan kerja sebagai kriteria penilaian. Gen-Z bukan takut kerja, tapi takut kehilangan dirinya sendiri di dunia kerja yang toxic.

Cara Membuat CV yang Relevan untuk Gen-Z

Meskipun banyak yang membuat lelucon dari CV melalui meme, kenyataannya banyak Gen-Z yang kesulitan memahami cara membuat CV yang tepat, relevan, dan mampu menarik perhatian HRD. Tantangan ini bukan hanya soal estetika, tetapi bagaimana mereka bisa menampilkan jati diri di atas kertas. 

Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen-Z cenderung ingin menunjukkan nilai-nilai personal mereka dalam CV, bukan hanya daftar pengalaman kerja. Karena itu, mereka mulai memanfaatkan berbagai platform seperti Canva, LinkedIn, atau resume builder yang memungkinkan mereka menyusun CV yang lebih personal, visual, dan mudah dipahami.

Dalam membuat CV yang efektif, Gen-Z disarankan untuk menekankan pengalaman organisasi dan keterlibatan dalam proyek sosial, karena ini menunjukkan kemampuan kolaborasi dan kepedulian terhadap isu sosial.


Selain itu, penting pula menampilkan misi dan nilai hidup pribadi secara ringkas, misalnya melalui bagian personal statement di awal CV. Di era digital ini, kemampuan teknis seperti penggunaan software, media sosial, hingga analisis data juga menjadi nilai tambah yang sangat relevan. 

Tak kalah penting juga adalah menonjolkan soft skills seperti empati, komunikasi, dan kerja sama tim, yang kini makin dicari oleh perusahaan yang mengutamakan kesehatan mental dan budaya kerja inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun