Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keterkekangan Bisa Jadi Penyebab Kekerasan di Sekolah Berasrama

10 September 2022   05:32 Diperbarui: 10 September 2022   12:40 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain karena keterkekangan itu sekat yang sangat kuat pada dunia asrama dengan dunia luar juga dapat menimbulkan kekerasan tersebut.

Dengan adanya batasan yang tidak sehat itu membuat aturan moral yang berlaku di dunia luar yang lebih besar tidak dapat menjangkau aturan yang ada di asrama.

Badan pengurus bisa sangat otoritatif dan merusak jika sekolah berasrama ini memisahkan diri mereka dari bagian masyarakat atau jadi sangat tertutup. 

Saat sekolah berasrama tersebut terpisah dari masyarat maka tangan-tangan semena-mena dari para pengurus yang ingin melecehkan hak-hak mereka dapat terjadi.

Selain karena terlalu konservatif dan kakunya instansi sekolah berasrama tersebut, beberapa kepribadian narsistik dari ketua pimpinan sekolah atau yayasan tersebut bisa jadi penyebab kekerasan di ranah kehidupan berasrama.

Kesimpulan

Keterkekangan ini dapat diatasi dengan pengenalan lebih baik dan juga mendalam bagi para pelajar kehidupan yang barunya ini.

Memaksa seorang anak untuk mengikuti sekolah berasrama seharusnya bukan pilihan yang baik karena dapat membuat anak menjadi merasa terkekang dan dapat melakukan atau merasakan kekerasan.

Dan juga sekat yang ada di sekolah berasrama dengan dunia luas seharusnya dapat dikurangi. Pengurangan ini juga harus diikuti dengan kepengurusan asrama yang lebih mengatasnamakan kemanusiaan untuk mendidik.

 Kuasa para guru dan kepengurusan juga sebaiknya dibatasi secara imbang demi tidak terjadinya kekerasan ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun