Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kembang Tak Berkembang

5 Januari 2020   19:34 Diperbarui: 5 Januari 2020   19:38 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, bunga itu kini berbunga secara penuh, bunganya merah, amat merona, dan baunya amat nikmat. Setelah kian di dekati, rupanya hal mengejutkan tak behenti memukau wa Aman, tepat pada batang-batangnya, berceceran bekas berak, tetapi anehnya tidak berbau busuk sama sekali, seolah-olahnya aromanya bersatu padu dengan bunga mawar itu.

"Siapa yang terakhir kesini?"

Warga yang masih kaget juga seperti wa Aman tidak segera menjawab.

"Siapa?" Pekik wa Aman.

"Ya, a, a, a a-anak itu Wa siapa lagi" Ujar seorang warga dengan tergagap.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun