Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pengaruh Tekanan terhadap Motivasi Mengerjakan Skripsi Kaum Rebahan

30 Desember 2019   06:56 Diperbarui: 30 Desember 2019   06:57 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pxhere.com

Latar Belakang:

Mengerjakan tugas sebenarnya bukanlah tugas mudah. Apalagi jika dibenturkan dengan tren masyarakat dunia abad sekarang. Meskipun nyatanya kemajuan teknologi berkembang sedemikian pesat, namun itu sebetulnya tidak serta merta diimbangi dengan kegesitan mahasiswa untuk mengerjakan skripsi. Budaya rebahan yang sedangan menjamur di seantero nusantara menjadi faktor pemicu utama.

Oleh sebab itu diperlukan sebuah strategi khusus untuk menangani masalah laten tersebut. Satu diantara cara paling efektif untuk mengatasi rebahan adalah pemberian tekanan kepada mahasiswa. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Seuss & The Lorax menyatakan bahwa hampir sepertiga mahasiswa di negara Wakanda lebih gesit mengerjakan skripsi ketika batas pengumpulan draft skripsi dimajukan. Maka dengan begitu permasalahan rebahan dinilai mampu dientaskan lewat pemberian tekanan mendadak.

Rumusan Masalah, Manfaat dan Tujuan:

Masalahnya apa sebenarnya faktor utama penyebab maraknya fenomena rebahan? Bagaimana implementasi tekanan dadakan diberlakukan? Dan apakah tekanan dadakan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi pengerjaan skripsi? Manfaatnya jelas ini berguna sebagai kerangka berpikir anak cucu adam ke depannya. Tujuannya jelas agar peradaban di dunia tidak mengalami kemunduran karena manusia bermetamorfosa sebagai kaum rebahan, apalagi sampai doyan menunda pengerjaan skripsi.

Dasar Teori:

Skripsi sebagai tugas akhir mahasiswa agar lulus banyak dinilai sebagai fase paling menjemukan bagi mahasiswa. Mengapa tidak? Energi, uang, kasih sayang, dan perhatian sering kali hanya tercurahkan untuk skripsi seorang (Philea, 256 SM). Hal ini menyebabkan orang terdekat menjadi sedikit demi sedikit terjauhi hanya karena sibuk menggarap skripsi.

Sebagai tugas akhir, skripsi tentu tidak dapat dikambing hitamkan dalam persoalan ini. Justru kaum rebahan menjadi penyebab utama mengapa skripsi dianggap begitu menakutkan, tentunya karena selain dosbing atau penguji sidang yang mengerikan.

Kemudian rebahan, dalam KBBI dijelaskan bahwa rebahan berasal dari kata dasar rebah yang berarti berbaring, sedangkan rebahan adalah sikap ketika seseorang membaringkan diri, sedangkan kaum rebahan adalah himpunan tidak terstruktur dari sekumpulan manusia yang doyan berbaring. Adapun rebahan akut, yaitu sosok manusia yang menjadikan rebahan sebagai gaya hidup, kebutuhan, dan masa depan.

Rebahan disini tentu memiliki korelasi yang koheren dengan skripsi. Satu contoh misalnya, skripsi mangkrak karena doyan rebahan, skripsi nganggur karena sibuk rebahan, dan skripsi terbengkalai karena sibuk dimanjakan oleh rebahan. Lalu apa sebenarnya faktor utama penyebab rebahan. Dalam studi yang dilakukan Dr. Van Doktor (2019 SM) perilaku rebahan dapat disebabkan oleh dua hal utama, yaitu malas dan menggampangkan.

Dua hal ini dinilai sebagai pemicu utama berkembangnya budaya rebahan. Malas berarti enggan untuk bergerak dan menggampangkan dalam artian pekerjaannya bisa ditunda sampai batas waktu rebahan yang tidak bisa ditentukan rimbanya, singkatnya kalo bisa nanti kenapa harus dikerjakan sekarang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun