Pengaruh Career Maturity Terhadap Kinerja Karyawan Pada Sebuah Lembaga
PENDAHULUAN
Karyawan, adalah bagian dari aset dari lembaga. Keberadaannya memberi pengaruh besar padanya (lembaga). Kematangan karir (Career Maturity) atau kemampuan karyawan untuk menyesuaikan prilaku pekerjaan sesuai dengan tahapan masa kerja (Herr dan Cramer, 1979) sangat memberi manfaat kepada lembaga. Terkait kematangan karir, terjemahan lain adalah buah pilihan karyawan ketika memasuki kondisi dimana dia harus menetapkan diri terkait arah mana yang akan diambil demi perkembangan karirnya pada sebuah tempat kerja (Super dalam Sharf, 1992).
Kinerja sendiri merupakan produk atau sesuatu yang tercipta (barang/jasa) atas upaya karyawan dalam melaksanakan tugas berdasar kecakapan, pengalaman sesuai dengan waktu yang diberikan (Riyadi, 2011).Â
Literatur lain menyebutkan (Palgunanto dkk, 2010) kinerja sebagai hasil kerja karyawan berdasar pada standar yang telah ditetapkan sehingga memenuhi harapan minimal standar tadi. Kinerja positif merupakan hal yang diharapkan oleh lembaga kepada karyawan.
Karyawan yang baik senantiasa berupaya memberikan kinerja terbaik yang dimiliki dan lembaga diharapkan memberikan penghargaan atas usaha karyawan ini (Kurnia, 2022). Hal ini merupakan sebuah kewajaran dalam dunia kerja.Â
Ketika karyawan memberikan kinerja terbaik, dibelakangnya ada harapan untuk memperoleh sebuah kompensasi/penghargaan baik materi dan/atau non-materi. Penjelasan sederhananya, nilai kompensasi besarannya haruslah sebanding dengan upaya yang dilakukan (Mangkunegara, 2017). Bentuknya, seperti disebutkan sebelumnya, dapat berupa materi dan/atau non materi.
Keberadaan penghargaan saat penting bagi lembaga dan karyawan. Merupakan jembatan antara tujuan lembaga dengan harapan serta aspirasi individual. Sangat esensial terkait harapan karyawan untuk sejahtera saat ini dan di masa depan (Cascio, 1990).Â
Berdasarkan gambaran tersebut, penghargaan untuk saat ini identik dengan materi. Terkait masa depan, dapat berupa upaya peningkatan kemampuan agar karyawan memiliki kemampuan spesialistik atas bidang pekerjaan tertentu dalam lembaga sehingga dirinya memiliki nilai jual lebih, nilai yang tentunya meningkatkan makna keberadaannya (karyawan).