"Tulisan itu saya buat setelah melihat betapa sistem pendidikan kita terkadang terlalu menuntut standar yang sama, seolah lupa bahwa setiap anak memiliki keistimewaan masing-masing," jelas beliau.
Artikel tersebut tidak hanya menjadi debutnya di media nasional, tapi juga memperkuat keyakinannya bahwa tulisan bisa menjadi senjata yang lebih tajam dari sekadar kritik verbal.
Menghidupkan Literasi dari Ruang Kelas ke Ruang Publik
Wawancara antara Aulia Rahman Fauqi dan Nurul Yaqin Syam ini lebih dari sekadar tanya jawab---ia adalah percikan api yang bisa menyalakan semangat literasi di kalangan mahasiswa, guru, dan siapa saja yang peduli pada pendidikan.
Dari ruang kelas hingga halaman media massa, dari pesantren di Madura hingga sekolah di Cikarang, perjalanan menulis Bapak Nurul Yaqin Syam adalah bukti nyata bahwa satu tulisan bisa menginspirasi banyak perubahan.
Semoga kisah ini menjadi dorongan bagi para calon guru untuk tak hanya mengajar, tapi juga mengabadikan pikiran-pikiran terbaik mereka dalam bentuk tulisan---karena setiap ide baik pantas didengar, dan setiap guru punya cerita yang layak dibaca.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI