Mohon tunggu...
Rahmah Athaillah
Rahmah Athaillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pecinta Literasi

Al Faqiir ilaa 'Afwi Rabbi Dari seseorang yang tengah belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia, yang Digugu dan Ditiru

22 September 2021   14:32 Diperbarui: 22 September 2021   14:57 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Aku terhentak, "Baik, Bu.." jawabku tanpa ragu lagi.

            Keeseokan harinya, di hari libur bagi pelajar, aku mengunjungi rumah Bu Ima setelah izin dengan orang tuaku. Aku meminta Ifah dan Rani untuk menemaniku.

            "Kamu yakin, akan pergi kerumahnya?" Tanya Ifah sedikit ragu, "Satu setengah jam lho, kalau dengan bis umum."

            "Nggak, Kita harus tetap kerumahnya. Beliau itu baik kok, nggak seperti yang kalian bayangkan," jawabku gusar.

            Ifah dan Rani hanya mengangkat bahu, sembari mengikutiku pergi. Butuh sekitar satu jam lebih untuk tiba di rumah Bu Ima menggunakan angkutan umum. Belum cukup, setelah menaiki angkutan umum, kami harus menempuh menggunakan angkot, dan berjalan kaki sejauh setengah kilo untuk menyusuri gang-gang kecil yang tampak kumuh.

            "Kamu yakinkan Luthfi, kalau ini jalan kerumahnya?" Tanya Ifah sedikit ragu.

            Aku mengangguk, meskipun terbesit ragu melewati perkampungan yang sempat tidak bersahabat melihat busana yang kami kenakan. Setelah bertanya dengan beberapa warga, kami menemukan rumah Bu Ima.

            "Assalamu'alaikum Bu," salamku sambil mengetuk pintu.

            Tak beberapa lama, pintu terbuka. Beberapa anak kecil memandang kami bingung. Aku, Ifah dan Rani saling bertatapan bingung. "Uhmm.. Bu Ima nya ada dek?" tanyaku setelah keheningan terjadi diantara kami.

            "Ada, Bu Imanya didalam, masuk saja mbak," jawab salah satu dari anak kecil.

            Aku mengikutinya masuk.Bu ima menyambut kami dengan senang, "Saya kira kalian nyasar," ujarnya menyambut kedatangan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun