Mohon tunggu...
rahmad bakti santosa
rahmad bakti santosa Mohon Tunggu... pns -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hitam Putih di Balik Tambang Timah Bangka

6 September 2016   12:18 Diperbarui: 6 September 2016   14:24 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang benar bahwa semenjak kegiatan tambang pasir timah di laut dimulai, saat itu juga banyak nelayan yang beralih profesi menjadi penambang pasir timah menggunakan TI apung. Dan semua TI apung tersebut dapat dipastikan tidak memiliki izin, karena pelaku yang memiliki izin hanyalah PT. Timah (termasuk mitranya), PT. Kobatin, dan smelter swasta. Apabila pada suatu waktu pemerintah melakukan penertiban dengan menutup semua pelaku TI apung, maka mantan nelayan tersebut harus kerja apa lagi? Kalau kembali menjadi nelayan yang murni, bagaimana mereka bisa menangkap ikan, orang lautnya saja sudah rusak. Kemudian apakah perusahaan resmi seperti Timah atau Kobatin mau menyerap mereka sebagai tenaga kerja?

Tanpa terasa kapal sudah mulai masuk area kolam pelabuhan Jelitik. Banyak kapal-kapal modifikasi dan TI apung yang terparkir karena saat itu lagi marak razia oleh Polisi. Pertanyaan saya, lalu mereka kerja apa ya? Apakah melaut? Atau apa ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun