Mohon tunggu...
Tri Rahayu ( Mbak Lily)
Tri Rahayu ( Mbak Lily) Mohon Tunggu... Freelancer - Frelance writer

Penulis lepas, konten creator

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Say Yes Bukber bersama Teman Lama tapi Perhatikan Situasi dan Kondisi

14 Maret 2024   15:55 Diperbarui: 14 Maret 2024   15:56 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumen Instagram Pribadi)

      Ibadah puasa di bulan Ramadhan membawa berkah sekaligus vibes positif. Berbagai acara pun di gelar untuk menyemarakkan acara buka puasa. Sedari adanya pasar ramadhan, pasar kuliner dan lainnya. 

     Acara berbuka lumrahnya bisa dengan berburu iftar di masjid sembari tadarus Al-Qur'an atau mendengarkan tausiah ramadhan. Pilihan lainnya, buka bersama dengan anggota keluarga di rumah atau berbuka keluar rumah, di restaurant atau tempat wisata misalnya. 

     Bagaimana dengan acara bukber di luar rumah bersama pihak di luar keluarga, teman lama misalnya?

     Katakanlah kalau tiba-tiba teman lama kita atau sahabat lama kita mengirimi pesan di sosial media. Mereka mengajak kita untuk ikut berbuka bersama di suatu tempat. Kebetulan mereka mengagendakan reuni kecil, bernostalgia dengan kenangan dan cerita lama di jaman SMP, SMA, kuliah, bahkan mungkin teman di jaman sekolah di SD. Atau bisa jadi kalau ternyata mereka teman lama kita satu desa yang sudah lama tak berjumpa karena lama tidak mudik. 

      Lalu bagaimana kita menanggapinya?

      Tak ada salahnya kalau kita mempertimbangkan beberapa hal sesuai situasi dan kondisi kita. Apalagi bagi kita yang sudah berumah tangga dan tentunya memiliki tanggung jawab pada anggota keluarga. 

       Beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan diantaranya: 

      1. Tempat, jarak dan waktu 

      Ada baiknya sebelum kita menerima ajakan teman lama kita untuk berbuka puasa,  kita tanyakan dulu tempatnya juga memastikan waktunya. Berapa lama kira-kira waktu untuk acara tersebut. Memastikan tempat juga sangat penting agar kita bisa memperkirakan berapa lama waktu yang akan kita tempuh saat kita berkendara mencapai tempat tujuan. 

     2. Faktor Finansial

     Hal lain yang perlu kita pertimbangkan saat menerima ajakan teman lama untuk bukber adalah masalah finansial. Memang terkesan klise. Bagi kita pekerja dan memiliki penghasilan sendiri tentunya masalah finansial tidak perlu dipusingkan. 

     Beda cerita jika kita ibu rumah tangga yang mengandalkan pemenuhan kebutuhan rumah tangga semata dari penghasilan suami. Maka menerima undangan teman perlu kita diskusikan dulu dengan suami. 

    Tak ada salahnya jika suami mengijinkan dan memberi uang saku. Atau memberi ijin memakai anggaran keperluan rumah tangga. 

  3. Penyediaan Kebutuhan Berbuka Anggota Keluarga

   Jika kita menerima tawaran berbuka bersama, tentunya kita tidak bisa mengabaikan kepentingan anggota keluarga. Kita harus menyiapkan  hidangan berbuka dengan baik. Tidak ada salahnya kita bertanya pada anggota keluarga akan menu hidangan berbuka yang akan kita sajikan saat kita tinggal pergi. Jangan sampai kita pergi bukber bareng teman, namun anggota keluarga di rumah justru keteteran untuk masalah makanan. 

     4. Penitipan Balita jika Kita Memiliki Balita. 

     Kalau kita memiliki balita, sementara ada tawaran atau ajakan bukber sedangkan suami masih sibuk di kantor, tidak ada ART yang bisa mengasuh atau anggota keluarga yang kita percaya. Maka, perlu kita tanyakan terlebih dahulu pada teman kita. Apakah mereka tidak keberatan kalau kita mengajak anak kita. Apakah nanti acara akan terganggu? Jika mereka tidak mempermasalahkan, maka pilihan untuk bergabung rasanya tidak masalah. 

      5. Siapa saja yang diundang atau hadir 

      Pertimbangan ini tentunya perlu kita pikirkan bagi kita yang sudah berumah tangga. Pasangan kita akan memberikan ijin setelah kita mengkonfirmasi padanya siapa saja teman lama yang datang. Jangan sampai kalau pihak yang mengundang kita adalah pria dan yang hadir mayoritas pria kita tetap menghadirinya. Apalagi tanpa pasangannya. 

      Adab dan kemaslahatan tentunya tetap kita perhatikan, sebab setelah berumah tangga kita tidak bisa memutuskan segala sesuatunya secara sepihak. Kalaupun kita single, tentunya kita juga tetap memperhatikan batasan. 

      Dengan beberapa pertimbangan diatas, jika memungkinkan tak ada salahnya kalau kita menerima tawaran buka bersama teman lama kita. 

      Menyambung silaturahmi akan memanjakan umur. Mana tau, ada beberapa teman yang memiliki kesulitan dan bisa menyampaikan unek-unek masalahnya di sesi ngobrol bersama. 

     Mendapatkan solusi atas masalah kita, buah dari silaturahmi  lantaran acara bukber sungguh adalah rezeki. Atau mungkin yang terjadi justru sebaliknya, justru kita yang mendapatkan solusi dari masalah kita. 

     Disela-sela obrolan, tak jarang juga dimungkinkan adanya tawaran pekerjaan atau kerjasama usaha. 

    Buka bersama, menjalin silaturahmi juga membuka jalan rezeki. Insyaallah jika kita menerima tawaran buka bersama dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, kita bisa buka bersama dengan tenang tanpa banyak overthinking akan keadaan anggota keluarga di rumah atau buah hati kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun