Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Menelisik Relasi Negara dan Kelompok Kuasa Jalanan, Bagaimana Nasib Dunia Bisnis?

20 Maret 2025   22:03 Diperbarui: 21 Maret 2025   13:52 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penindakan aksi premanisme.(Foto: Kompas.id)

Pada masa itu, individu-individu "Merdeka" ini sering digunakan untuk menekan perlawanan rakyat, menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara penguasa dan preman.

Setelah kemerdekaan, kelompok preman terus berkembang, sering kali berfungsi sebagai perpanjangan tangan dari negara dalam mengendalikan masyarakat.

Era Orde Baru: Patronase dan Penggunaan Preman

Selama rezim Orde Baru, hubungan antara negara dan kelompok preman mencapai puncaknya. Pemerintah menggunakan preman sebagai alat untuk menegakkan kontrol sosial dan politik.

Kelompok-kelompok ini, yang sebelumnya tidak terorganisir, mulai diintegrasikan ke dalam struktur kekuasaan negara melalui organisasi-organisasi yang didukung oleh militer.

Ian Douglas Wilson dalam bukunya "Politik Jatah Preman" menyatakan bahwa Orde Baru beroperasi dengan sistem jatah preman, di mana pemerintah menciptakan ancaman melalui para preman sambil memberikan perlindungan kepada warga yang setia.

Dengan cara ini, negara dapat mempertahankan kekuasaannya sambil memanfaatkan preman untuk intimidasi politik, termasuk selama pemilu.

Pasca-Reformasi: Adaptasi dan Transformasi

Setelah tumbangnya Orde Baru pada tahun 1998, kontrol negara terhadap kelompok preman mulai melemah.

Proses demokratisasi dan desentralisasi membuka peluang bagi kelompok-kelompok ini untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Mereka beradaptasi dengan sistem politik baru yang lebih terbuka dan multi-partai, sering kali menjalin hubungan transaksional dengan partai politik untuk mendapatkan dukungan finansial atau legitimasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun