Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Menelisik Relasi Negara dan Kelompok Kuasa Jalanan, Bagaimana Nasib Dunia Bisnis?

20 Maret 2025   22:03 Diperbarui: 21 Maret 2025   13:52 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penindakan aksi premanisme.(Foto: Kompas.id)

Meskipun angka spesifik dapat bervariasi, data menunjukkan bahwa ICOR Indonesia berada di kisaran 5-6, yang berarti dibutuhkan 5-6 unit investasi untuk menghasilkan satu unit pertumbuhan ekonomi.

Tingginya angka ini menjadi perhatian karena menunjukkan bahwa Indonesia perlu meningkatkan efisiensi investasinya agar dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Premanisme di Indonesia secara langsung berdampak negatif pada angka ICOR dengan menurunkan kepercayaan investor, meningkatkan biaya operasional melalui pungutan liar, dan mengganggu operasional perusahaan.

Semua faktor ini menyebabkan investasi menjadi kurang efisien dalam menghasilkan output ekonomi.

Oleh karena itu, penanganan serius terhadap praktik premanisme sangat penting untuk meningkatkan iklim investasi dan efisiensi ekonomi di Indonesia.

Kesimpulan

Premanisme ormas yang terorganisir dan dilindungi oleh jaringan kekuasaan merupakan masalah yang krusial dalam konteks dunia usaha di Indonesia.

Dampak dari praktik ini sangat besar, mulai dari ketidakpastian hukum, peningkatan biaya, hingga kerugian dalam bentuk reputasi.

Agar Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya dalam sektor bisnis dan menarik lebih banyak investasi, langkah-langkah tegas harus diambil untuk memberantas premanisme dan memperkuat penegakan hukum yang adil dan tidak pilih kasih.

Referensi:

  1. Economist Intelligence Unit (EUI). (2023). Global Business Environment Rankings.
  2. Haryanto, A. (2020). "Premanisme Ormas dan Pengaruhnya terhadap Investasi di Indonesia." Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 15(3), 102-117.
  3. Historia. (2019). Jaringan Preman Sisa Orde Baru.
  4. Jakarta Post. (2022). "The Impacts of Organized Crime on Indonesia's Business Environment". The Jakarta Post.
  5. Suryadi, H. (2021). "Pemerasan dalam Dunia Usaha di Indonesia: Perspektif Hukum dan Ekonomi." Jurnal Hukum dan Ekonomi, 12(2), 45-62.
  6. Wilson, I. D. (2018). Politik Jatah Preman: Ormas dan Kuasa Jalanan di Indonesia Pasca Orde Baru. Marjin Kiri.
  7. OECD. (2022). Indonesia: Economic Snapshot. Organisation for Economic Co-operation and Development.
  8. World Bank. (2021). Indonesia - Doing Business 2021. World Bank Group.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun