Kontraktor utama dalam proyek Coretax adalah LG CNS, yang bertanggung jawab atas pengembangan dan implementasi sistem berbasis Commercial Off-the-Shelf (COTS).
Konsorsium ini dipilih melalui proses tender yang ketat, dan mereka diharapkan dapat memberikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan administrasi perpajakan Indonesia.
Keluhan Utama Pengguna Coretax
Pengguna Coretax di Indonesia telah melaporkan berbagai keluhan yang mencerminkan tantangan signifikan dalam penggunaan sistem baru ini. Berikut adalah beberapa keluhan utama yang dialami oleh pengguna:
1. Data Tidak Diakui:Â Salah satu keluhan paling mendasar adalah bahwa Coretax tidak mengakui data yang telah diinput selama bertahun-tahun di sistem lama. Pengguna terpaksa memasukkan ulang seluruh informasi, termasuk kolom baru yang membingungkan seperti NIK Notaris, yang tidak ada sebelumnya.
2. Kendala Teknis:Â Banyak pengguna mengalami masalah teknis seperti sistem yang sering crash, akses lambat, dan error pada aplikasi. Beberapa laporan menyebutkan bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem di luar jam kerja karena ketidakstabilan.
3. Proses Validasi yang Bermasalah:Â Pengguna melaporkan kegagalan dalam proses validasi wajah dan sertifikat elektronik, di mana sertifikat yang berhasil dibuat terkadang tercantum atas nama orang lain. Hal ini menyebabkan kebingungan dan keterlambatan dalam proses administrasi pajak.
4. Kesulitan dalam Pembuatan Akun:Â Proses pembuatan akun di Coretax tidak berjalan lancar, sering kali menu tidak muncul atau terjadi kesalahan saat pengguna mencoba untuk login.
5. Kendala pada Fitur Layanan:Â Terdapat banyak masalah dengan fitur layanan, seperti tidak dapat membuat faktur pajak pelunasan, kesulitan dalam mengajukan sertifikat untuk direktur asing, dan masalah sinkronisasi data profil wajib pajak yang mengganggu pembuatan withholding tax.
6. Kurangnya Pelatihan:Â Banyak pengguna, baik pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) maupun wajib pajak, melaporkan kurangnya pelatihan untuk mengoperasikan sistem baru ini. Hal ini mengakibatkan kesalahan operasional dan penurunan produktivitas.
7. Masalah Infrastruktur: Pengguna juga mengalami kendala terkait kapasitas infrastruktur teknologi yang tidak memadai untuk menangani volume data tinggi. Ini menyebabkan bottleneck dan waktu respons server yang lambat.