Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Akar Kemiskinan Negara-negara Berkembang dalam Perspektif Parenti

18 Februari 2025   10:28 Diperbarui: 19 Februari 2025   22:37 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan pertambangan PT Merdeka Copper Gold Tbk (IDX: MDKA). (DOK. MDKA via Kompas.com)

Insiden ini secara efektif mengakhiri karier Parenti sebagai profesor.

Pada bulan Desember 1971, setelah departemen University of Vermont memberikan suara bulat untuk memperbarui kontrak mengajarnya.

Namun, sikap berbeda datang dari dewan pengawas UVM dan legislator negara bagian yang konservatif.

Mereka kompak memberikan suara untuk tidak memperbarui kontrak mengajar Parenti, dengan alasan "perilaku tidak professional."

Pertikaian mengenai keberadaannya yang berkelanjutan di fakultas UVM berlangsung hingga awal tahun 1972, tetapi akhirnya ia kehilangan jabatannya di sana.

Areal tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Grasberg, Timika, Papua, Kamis (24/11/2011). (KOMPAS/B JOSIE SUSILO HARDIANTO)
Areal tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Grasberg, Timika, Papua, Kamis (24/11/2011). (KOMPAS/B JOSIE SUSILO HARDIANTO)

Kemiskinan sebagai Hasil Eksploitasi

Dalam pandangannya, Parenti menegaskan bahwa kemiskinan di negara-negara berkembang bukanlah fenomena alamiah, melainkan hasil dari imperialisme ekonomi dan kolonialisme struktural yang dilakukan oleh negara-negara maju.

Parenti menyoroti beberapa mekanisme eksploitasi, seperti:

1. Eksploitasi Sumber Daya Alam: Negara-negara maju mengambil sumber daya alam dari negara berkembang dengan harga murah, sementara mengembalikannya dalam bentuk produk jadi dengan harga tinggi.

2. Utang Luar Negeri: Negara-negara berkembang terjebak dalam siklus utang yang tidak berkesudahan, yang digunakan sebagai alat kontrol oleh negara-negara maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun