Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Diet Plastik dan Habit "Nyampah" Kita

28 Februari 2019   15:52 Diperbarui: 28 Februari 2019   17:24 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemulung sampah dan kantong plastik. (Sumber: Djarum Foundation dan IG @siapdarling.

Tumpukan sampah di sana mencapai ketinggian 35 meter atau setara gedung dengan 10 lantai! Data 2018 meyebutkan rata-rata ada 7400 -- 8000 ton sampah dibuang setiap harinya.  Dalam sehari lebih dari 1000 truk sampah datang dan pergi.  Pantas saja  TPST Bantargebang  2021 diprediksi akan punah, jika reduksi sampah dari sumber 'produsen' sampah  tidak berkurang.   Ngeri yaa?  

Bantargebang, Bekasi. (Foto Djarum Foundation)
Bantargebang, Bekasi. (Foto Djarum Foundation)
Pemulung di Bantargebang, Bekasi. (Foto Djarum Foundation)
Pemulung di Bantargebang, Bekasi. (Foto Djarum Foundation)
Jadi masihkah kita gak peduli dan tetap enggan berperilaku meminimalisir produksi sampah rumah tangga kita? Gak kebayang apa yang terjadi kelak jika kita tidak mulai mengendalikan sampah kita?

Yuk Diet Plastik dari 5 Perilaku ini

Banyak macam sampah yang kita produksi tiap hari.  Slogan "Jangan buang sampah sembarangan" atau "Buang sampah pada tempatnya" sudah tak cukup, pasalnya muara sampah jelas kemana. Sampah akan terkumpul bertemu dan menumpuk di sana juga.

Sampah menjadi tanggung jawab  kita. Budaya gaya hidup Reduce, Reuse and Recycle atau 3R menjadi perlu dan penting.Sampah bermacam-macam. Ada sampah organik, anorganik, sampah elektronik dan sampah plastik.  Perlakuan tentu saja beda.

Perlu pemisahan sampah berdasarkan jenisnya. Secara garis besar pisahkan dua sampah organik dan anorganik. Sampah organik paling mudah adalah dengan membuatnya menjadi pupuk kompos yang dapat kita pergunakan untuk berkebun.

Sampah plastik yang sudah dipisahkan di salah satu perumahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Sampah plastik yang sudah dipisahkan di salah satu perumahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)
Sampah anorganik sebagian dapat didaur ulang, seperti kertas, kardus, botol kaca, botol plastik, kaleng dan lainnya. Jika tak bisa kirim saja ke pusat daur ulang sampah terdekat atau kasih ke pemulung.

Sementara sampah plastik, termasuk sulit diurai. Meminimalisir penggunaannya menjadi pilihan bijak. Diet sampah plastik. Seperti diet saat gak mau gemuk takut obesitas, maka diet plastic butuh upaya mengurangi 'asupan' penggunaan barang berbahan plastik.

Caranya seeh gampang yang penting niat mengubah perilaku yang kuat ya hehe. Bayangin kalau semua punya kesaadaran lingkungan yang sama, bukankah berdampak global. Ini ada 5 hal perilaku yang kelihatan sepele namun menurutku berdampak sangat besar. Aku seeh yakin kawan-kawan pastinya sudah ada yang melakukannya. Tapi penting untuk terus dikampanyekan melalui media apa saja bukan?

1. Manfaatkan Sampah Botol Plastik dengan Kreatif.

Botol plastik yang paling sering jadi sampah apa? Biasa botol minuman. Minuman mineral ataupun jenis lainnya dengan kemasan botol plastik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun