Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan salah satu satwa langka yang menjadi
kebanggaan Indonesia. Sebagai subspesies harimau terakhir yang masih bertahan di Nusantara,keberadaan harimau Sumatera memiliki nilai ekologis, budaya, dan ilmiah yang sangat penting.
Namun, populasi ini sema kin terancam akibat perburuan liar dan perusakan habitat.
Oleh karena itu, kesadaran dan upaya konservasi harus terus digencarkan agar harimau Sumatera
tidak punah.
1. Ciri-Ciri Harimau Sumatera yang Unik
Harimau Sumatera memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari subspesies harimau lainnya:
• Ukuran Tubuh yang Lebih Kecil: Dibandingkan dengan harimau Bengal atau Siberia,
harimau Sumatera memiliki tubuh yang lebih kecil dan ramping, yang memungkinkannya
untuk bergerak lincah di dalam hutan lebat.
• Warna dan Pola Garis yang Khas: Harimau Sumatera memiliki warna jingga tua
dengan garis-garis hitam yang lebih rapat dibandingkan harimau lainnya, memberikan
kamuflase sempurna di habitatnya.
• Adaptasi Lingkungan: Spesies ini memiliki selaput di antara jari-jari kakinya, yang
membuatnya menjadi perenang ulung dan dapat berburu mangsa di perairan dangkal.
2. Habitat dan Pola Hidup Harimau Sumatera
Harimau Sumatera hidup di hutan hujan tropis Sumatera, baik di dataran rendah maupun
pegunungan. Mereka adalah predator puncak yang berperan dalam menjaga keseimbangan
ekosistem dengan memangsa hewan seperti rusa, babi hutan, dan monyet. Harimau ini cenderung
soliter dan memiliki wilayah kekuasaan yang luas, di mana mereka menandai daerah
teritorialnya dengan cakaran di pohon dan urin.
3. Ancaman Serius terhadap Harimau Sumatera
Sayangnya, jumlah harimau Sumatera terus menurun. Beberapa faktor utama yang menyebabkan
populasi mereka berkurang drastis antara lain:
• Hilangnya Habitat Akibat Deforestasi: Perkebunan sawit, penebangan liar, dan
pembangunan infrastruktur menyebabkan penyusutan luas hutan yang menjadi rumah
bagi harimau Sumatera.
• Perburuan Liar untuk Perdagangan Ilegal: Kulit, taring, dan bagian tubuh harimau
memiliki nilai tinggi di pasar gelap, sehingga banyak pemburu liar yang terus mengincar
mereka.
• Konflik dengan Manusia: Akibat habitat yang semakin sempit, harimau sering masuk
ke wilayah pemukiman dan menyerang hewan ternak, yang berujung pada pemburuan
balasan oleh masyarakat.
4. Upaya Konservasi untuk Menyelamatkan Harimau Sumatera
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelamatkan harimau Sumatera dari kepunahan, di
antaranya:
• Pembentukan Kawasan Konservasi: Beberapa taman nasional, seperti Taman Nasional
Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, menjadi tempat perlindungan
utama bagi harimau Sumatera.
• Patroli dan Penegakan Hukum: Pemerintah dan organisasi lingkungan terus
meningkatkan pengawasan terhadap perburuan liar serta menghukum para pelaku
perdagangan ilegal.
• Edukasi dan Pelibatan Masyarakat: Kesadaran masyarakat sekitar hutan mengenai
pentingnya keberadaan harimau Sumatera perlu ditingkatkan melalui program edukasi
dan pemberdayaan ekonomi berbasis konservasi.
• Program Reproduksi di Penangkaran: Untuk memastikan kelangsungan genetik,
beberapa kebun binatang dan pusat konservasi mengembangkan program penangkaran
dengan harapan dapat melepasliarkan harimau ke alam liar.
Kesimpulan: Harapan  Masa Depan Harimau Sumatera
Harimau Sumatera merupakan salah satu kekayaan alam yang harus dilestarikan, bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk dunia. Tanpa adanya tindakan nyata dari pemerintah,
organisasi konservasi, dan masyarakat, harimau Sumatera bisa saja punah dalam beberapa
dekade ke depan. Setiap individu dapat berperan dalam pelestarian spesies ini, mulai dari tidak
membeli produk ilegal hingga mendukung program konservasi. Jika kita semua bekerja sama, ada harapan bagi harimau Sumatera untuk tetap hidup di alam bebas dan menjadi bagian
dari warisan alam yang lestari bagi generasi mendatang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI