Mohon tunggu...
Rafiah AfsahRamadhani
Rafiah AfsahRamadhani Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa

Halo!! Saya seorang mahasiswi di UIN Syarif Hidayatullah, yang memiliki minat dan hobi yang cukup beragam. Di luar kegiatan akademik, saya menikmati waktu luang dengan mendengarkan musik dan bernyanyi. Selain itu, saya juga memiliki minat dalam olahraga, khususnya di bidang basket. Balance kan antara akademik, seni dan olahraga hihi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prinsip-prinsip Dakwah-Kajian surah Al-Imran 104 dan An-Nahl 125

24 Mei 2025   20:34 Diperbarui: 26 Mei 2025   14:35 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dakwah merupakan pilar utama dalam islam yang bertujuan mengajak manusia kepada kebenaran, keimanan, dan akhlak mulia. Al-Qur'an, sebagai pedoman umat islam, memberikan panduan jelas tentang bagaimana menjalankan dakwah melalui Surah Al-Imran ayat 104 dan Surah An-Nahl ayat 125. Kedua ayat ini, yang termasuk dalam kelompok surah madaniyyah yang di turunkan di Madinah pasca-hijrah Rasullulah SAW, menjadi landasan penting bagi para dai. Surah Al-Imran ayat 104 menekankan pentingnya kebersamaan dalam berdakwah untuk mengajak kepada kebaikan, memerintahkan yang ma'ruf, dan mencegah yang munkar. Sementara itu, Surah An-Nahl ayat 125 menguraikan metode dakwah yang bijaksana, penuh kasih sayang, dan santun. Artikel ini akan mengupas prinsip-prinsip dakwah berdasarkan kedua ayat tersebut dengan merujuk pada tafsir Ibnu Katsir, Buya Hamka, dan M. Quraish Shihab dalam tafsir al-misbah

1. Surah Al-Imran Ayat 104

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ۝١٠٤

Terjemah:

"Hendaklah ada di antara kamu sekelompok orang yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung." 

Ayat ini menegaskan bahwa dakwah harus dilakukan secara kolektif oleh sekelompok umat. Menurut Ibnu Katsir, ayat ini mewajibkan adanya kelompok yang terorganisir untuk menyeru kepada kebaikan, memerintahkan yang ma'ruf, dan mencegah yang munkar. Kebersamaan ini membutuhkan keimanan yang kuat dan pengetahuan mendalam tentang Islam agar dakwah efektif.

Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar,  menjelaskan bahwa ayat ini mendorong pembentukan komunitas dakwah yang terstruktur. Dakwah tidak hanya tanggung jawab individu, tetapi juga memerlukan kerja sama dalam jamaah untuk mencapai dampak yang lebih besar. Ia menegaskan bahwa "kebaikan" dalam ayat ini mencakup semua aspek kehidupan, mulai dari ibadah hingga muamalah.

M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, menambahkan bahwa kata "ummatun" menunjukkan pentingnya organisasi dalam dakwah. Kelompok ini harus memiliki visi jelas dan bertindak secara kolektif untuk menjadi agen perubahan sosial. Keberuntungan (muflihun) hanya diraih dengan keikhlasan dan kesabaran dalam menjalankan tugas dakwah.

2. Surah An-Nahl Ayat 125

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ ۝١٢٥

Terjemah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun