Sering kali orang beranggapan jika seorang radiografer atau tenaga medis yang bekerja di bidang radiologi akan mengalami dampak negatif berjangka panjang. Dampak negatif yang paling utama yakni terkena paparan sinar radiasi. Radiologi sendiri merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang menggunakan teknologi pencitraan seperti rontgen, CT scan, dan MRI untuk melihat bagian dalam tubuh manusia. Banyak orang percaya bahwa terkena paparan sinar radiasi dapat menyebabkan gangguan sistem reproduksi atau mengalami kemandulan, risiko terkena kanker, penurunan daya tahan tubuh, gangguan pada kulit, serta kerusakan sel tubuh. Kekhawatiran ini membuat beberapa orang enggan atau bahkan melarang anggota keluarga mereka untuk menjadi tenaga medis yang bekerja di bidang radiologi. Namun, bagaimana jika kekhawatiran ini muncul tanpa didasarkan pada pemahaman yang benar? Apa yang terjadi pada dunia kesehatan tanpa adanya radiologi?
Terlepas dari dampak negatifnya, radiologi dianggap sebagai mitra kunci dalam diagnosis karena berperan penting dalam bidang kesehatan. Melalui teknologi pencitraan seperti sinar-X, CT scan, dan MRI, dokter dapat mengamati kondisi bagian dalam tubuh tanpa perlu melakukan operasi. Hal ini memungkinkan deteksi penyakit yang lebih cepat sehingga pengobatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Tanpa radiologi, mendeteksi penyakit seperti kanker, patah tulang, atau gangguan paru-paru akan sangat sulit. Radiologi tidak hanya memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi organ tubuh, tetapi juga berfungsi sebagai panduan bagi dokter dalam mengambil langkah medis yang tepat. Radiologi bukan sekadar alat, tetapi mitra terpercaya yang mendukung dokter dan tenaga kesehatan dalam memberikan perawatan terbaik bagi pasien.
Di era modern ini, radiologi sangat dibutuhkan karena perannya yang krusial dalam mendukung diagnosis, pengobatan, dan pemantauan kesehatan pasien secara efektif dan aman.
Tidak perlu terlalu khawatir dengan dampak dari paparan sinar radiasi karena seorang radigrafer melakukan pekerjaannya dari ruang kontrol yang terpisah dari sumber radiasi. Selain itu sebagai tenaga medis di bidang radiologi sudah pasti memahami prinsip-prinsip keselamatan radiasi, seperti prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable), yakni menggunakan dosis radiasi terendah yang masih efektif. Tidak lupa juga dengan menerapkan protokol perlindungan radiasi, yakni menggunakan alat pelindung diri yang tepat, serta pemeliharaan peralatan radiologi juga menjadi bagian penting dari upaya pencegahan. Dengan kesungguhan dalam belajar dan disiplin dalam praktik akan memastikan bahwa manfaat radiologi dapat diperoleh secara maksimal, sementara dampak paparan sinar radiasi dapat diminimalkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI