Mohon tunggu...
Rachmat Razi
Rachmat Razi Mohon Tunggu... SEO Content Writer

Hai, saya Rachmat Razi. Saya suka menulis tentang berbagai topik dan senang berdiskusi. Let's connect!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Minat Baca Masyarakat Indonesia Rendah?

27 September 2025   16:44 Diperbarui: 27 September 2025   16:44 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi minat baca masyarakat Indonesia yang rendah (Sumber : AI)

Minat baca masyarakat Indonesia merupakan isu penting yang kerap menjadi perhatian dalam berbagai penelitian, kebijakan pendidikan, maupun diskusi publik. 

Membaca bukan sekadar kegiatan pengisi waktu luang, melainkan bagian fundamental dalam membangun kualitas sumber daya manusia yang unggul, kritis, dan siap bersaing di tingkat global.

Sayangnya, hingga kini tingkat minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Kondisi ini menunjukkan adanya tantangan serius dalam upaya menumbuhkan budaya literasi. 

Artikel ini akan menguraikan penyebab utama rendahnya minat baca, dampak yang ditimbulkan, serta upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya.

Pentingnya Minat Baca bagi Kemajuan Bangsa

Membaca memiliki peran besar dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis, memperluas wawasan, serta mengasah kreativitas. Negara dengan masyarakat literat terbukti lebih maju dalam pendidikan, ekonomi, dan penguasaan teknologi. 

Oleh karena itu, membaca bukan hanya aktivitas personal, melainkan investasi penting bagi masa depan bangsa.

Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar memiliki potensi luar biasa untuk melahirkan masyarakat literat. Namun, rendahnya minat baca masyarakat Indonesia membuat potensi tersebut belum tergarap secara optimal. 

Pemahaman mendalam mengenai faktor penyebab menjadi langkah awal untuk memperbaiki kondisi ini.

Gambaran Umum Minat Baca di Indonesia

Berbagai survei internasional menempatkan Indonesia pada peringkat bawah dalam hal literasi. Data ini menunjukkan bahwa membaca belum menjadi kebiasaan yang melekat dalam keseharian masyarakat.

Padahal, era digital menghadirkan peluang besar untuk mengakses informasi dan bacaan secara lebih mudah. Sayangnya, kemudahan ini sering kali lebih dimanfaatkan untuk hiburan instan ketimbang mengembangkan budaya membaca.

Faktor Utama Rendahnya Minat Baca Masyarakat Indonesia

Rendahnya minat baca tidak terjadi begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Beberapa faktor berikut menjadi penyebab utama mengapa budaya membaca sulit berkembang.

1. Keterbatasan Akses Buku dan Perpustakaan

Fasilitas literasi di Indonesia masih belum merata. Perpustakaan yang lengkap dan modern umumnya hanya tersedia di kota-kota besar, sementara masyarakat di desa atau daerah terpencil kerap kesulitan menemukan sumber bacaan.

Keterbatasan distribusi buku membuat masyarakat di wilayah tertentu semakin jauh dari akses literasi. Hal ini menjadi hambatan serius dalam membangun budaya membaca yang inklusif.

2. Dominasi Hiburan Digital

Perkembangan teknologi digital membawa dampak signifikan terhadap gaya hidup masyarakat. Banyak orang lebih memilih menonton video, berselancar di media sosial, atau bermain gim daripada membaca buku.

Hiburan digital memberikan kepuasan instan yang lebih mudah diakses, sehingga membaca dianggap membutuhkan usaha lebih besar. Perubahan pola konsumsi informasi ini turut melemahkan minat baca masyarakat Indonesia.

3. Kurangnya Teladan dari Lingkungan

Budaya membaca perlu ditanamkan sejak dini, namun hal ini tidak akan tercapai tanpa teladan nyata dari keluarga dan pendidik. Banyak anak tumbuh tanpa melihat membaca sebagai kebiasaan sehari-hari, karena orang tua dan guru pun jarang memberi contoh langsung.

Padahal, ketika anak terbiasa melihat lingkungannya membaca, mereka akan lebih mudah menirunya. Tanpa teladan yang kuat, membaca sulit dipandang sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari.

Sebuah ilustrasi pria dengan ekspresi bosan saat membaca buku, merefleksikan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. (sumber : AI) 
Sebuah ilustrasi pria dengan ekspresi bosan saat membaca buku, merefleksikan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. (sumber : AI) 

4. Biaya Buku yang Relatif Mahal

Harga buku di Indonesia sering dianggap cukup tinggi oleh sebagian besar masyarakat. Bagi keluarga dengan keterbatasan ekonomi, membeli buku bukan menjadi prioritas utama.

Di negara lain, sistem subsidi atau fasilitas publik membuat masyarakat lebih mudah mengakses bacaan. Perbedaan ini menunjukkan bahwa faktor ekonomi juga menjadi penghambat tumbuhnya budaya membaca.

5. Rendahnya Kualitas Pendidikan Literasi

Sistem pendidikan di Indonesia masih sering menekankan hafalan daripada pemahaman dan analisis. Membaca dianggap sebagai kewajiban akademis semata, bukan aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat jangka panjang.

Akibatnya, siswa tidak terbiasa membaca secara mandiri di luar kebutuhan sekolah. Jika kebiasaan ini terbawa hingga dewasa, minat baca masyarakat Indonesia sulit berkembang dengan baik.

Dampak Rendahnya Minat Baca

Rendahnya minat baca berdampak pada banyak aspek kehidupan. Masyarakat yang jarang membaca cenderung lebih mudah menerima informasi tanpa melakukan verifikasi. Hal ini berisiko memperbesar penyebaran informasi yang tidak akurat.

Selain itu, rendahnya minat baca masyarakat Indonesia juga berdampak pada lemahnya daya saing bangsa. Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi, masyarakat dengan literasi rendah akan sulit mengikuti perubahan dan berinovasi.

Upaya untuk Meningkatkan Minat Baca

Meningkatkan budaya membaca membutuhkan kerja sama berbagai pihak. Pemerataan akses terhadap buku, baik melalui perpustakaan fisik maupun digital, menjadi salah satu langkah penting.

Selain itu, kampanye literasi yang kreatif dan berkelanjutan perlu digalakkan agar masyarakat lebih dekat dengan dunia membaca. Teladan dari orang tua, guru, dan tokoh masyarakat juga sangat berperan dalam membentuk kebiasaan membaca sejak dini.

Kesimpulan

Minat baca masyarakat Indonesia yang rendah dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari keterbatasan akses bacaan, dominasi hiburan digital, hingga kualitas pendidikan literasi yang masih perlu ditingkatkan. 

Kondisi ini bukan hanya masalah individu, tetapi juga persoalan bersama yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa.

Namun, dengan upaya bersama, budaya membaca dapat ditumbuhkan kembali. Pemerataan akses, teladan nyata dari lingkungan, serta program literasi yang konsisten dapat menjadi langkah nyata untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Perubahan mungkin tidak instan, tetapi sangat mungkin diwujudkan jika ada komitmen dari semua pihak.

FAQ

1. Mengapa minat baca masyarakat Indonesia rendah?
Karena dipengaruhi keterbatasan akses bacaan, mahalnya harga buku, dan dominasi hiburan digital.

2. Apa dampak rendahnya minat baca bagi masyarakat?
Masyarakat cenderung kurang kritis dalam menerima informasi dan daya saing bangsa menurun.

3. Bagaimana peran keluarga dalam menumbuhkan minat baca?
Keluarga dapat memberi teladan, menyediakan bacaan di rumah, dan membiasakan anak membaca sejak dini.

4. Apakah teknologi bisa membantu meningkatkan minat baca?
Ya, dengan menyediakan akses bacaan digital seperti e-book dan aplikasi literasi yang mudah digunakan.

5. Apa solusi utama untuk meningkatkan budaya membaca?
Pemerataan akses bacaan, peningkatan pendidikan literasi, serta kampanye membaca yang konsisten dan menarik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun