Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Moralisasi di Era Sosial Media, Sudah Lewat Batas?

28 Maret 2023   14:38 Diperbarui: 31 Maret 2023   17:24 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by camilo jimenez on Unsplash

Moralisasi seringkali dapat menyebabkan lingkungan daring yang tidak sehat mental. Saat orang merasa diserang, mereka mungkin merespons dengan kemarahan dan agresi, memicu lingkaran setan kebencian di dunia maya. Perilaku ini juga dapat digunakan secara berlebihan dan mengarah pada lingkungan yang tidak sehat yang menghambat dialog konstruktif dan menghambat beragam perspektif.

Selain itu, moralisasi ironisnya juga dapat menyebabkan kurangnya empati dan pengertian. Dengan mereduksi masalah kompleks menjadi penilaian moral yang sederhana, kita berisiko menyederhanakan situasi dan kehilangan poin-poin penting. Ini juga dapat mencegah orang untuk terlibat dalam dialog konstruktif dan menemukan solusi untuk masalah, karena fokusnya bergeser dari menemukan solusi menjadi menyalahkan.

Secara umum, kelebihan dan kekurangan dari perilaku moralisasi adalah sebagai berikut:

Kelebihan perilaku moralisasi di media sosial adalah sebagai berikut:

  • Meningkatkan kesadaran pengguna: Dengan adanya moralisasi, pengguna media sosial lebih sadar dalam berperilaku.
  • Menjamin akuntabilitas pengguna: Moralisasi dapat meminta pertanggungjawaban pengguna atas tindakan yang perilaku tidak etis atau individu yang terlibat dalam perilaku berbahaya.
  • Membangun komunitas daring: Ketika orang terlibat dalam perilaku moralisasi, mereka dapat membangun komunitas individu yang berpikiran sama yang berbagi nilai dan keyakinan mereka. Komunitas ini dapat menjadi sumber dukungan dan dorongan bagi individu yang bekerja untuk menciptakan perubahan positif.

Dapat dilihat bahwa kelebihan perilaku moralisasi tidak berlaku mutlak. Sementara itu, kerugian dari perilaku moralisasi di media sosial adalah sebagai berikut:

  • Lingkungan daring yang tidak sehat mental: Perilaku moralisasi dapat menyebabkan lkemarahan, agresi, dan perpecahan ketika pelaku tidak dewasa secara emosional. Hal ini dapat menghambat dialog yang produktif dan menciptakan suasana ketakutan dan intimidasi.
  • Kurangnya empati dan pengertian: Moralisasi dapat menyebabkan kurangnya empati dan pengertian, karena individu mereduksi masalah kompleks menjadi penilaian moral yang sederhana. Hal ini dapat mencegah orang untuk terlibat dalam dialog konstruktif dan menemukan solusi untuk masalah.
  • Polarisasi: Moralisasi dapat menyebabkan polarisasi, di mana individu menjadi lebih mengakar dalam keyakinan mereka dan kurang mau mempertimbangkan perspektif alternatif. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya kompromi dan ketidakmampuan untuk menemukan titik temu.
  • Hal-hal yang tidak diinginkan: Moralisasi dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti mempermalukan individu yang tidak bersalah di depan umum atau penguatan stereotip negatif tentang kelompok orang tertentu.

Moralisasi yang lebih sehat

Jadi bagaimana kita sebaiknya melakukan moralisasi atas perilaku orang lain? Secara umum, kita harus  berusaha untuk lebih berempati dan pengertian dalam interaksi daring kita. 

Alih-alih langsung melakukan moralisasi (judging), kita dapat meluangkan waktu untuk mendengarkan perspektif orang lain dan mencoba memahami dari mana asalnya. Hal ini dapat membantu menciptakan lingkungan online yang lebih produktif dan terhormat, tempat orang merasa nyaman untuk mengungkapkan pikiran dan pendapat mereka.

Selain itu, kita juga dapat berusaha untuk lebih sadar akan bias dan prasangka kita sendiri. Sangat mudah untuk jatuh ke dalam perangkap membuat penilaian moral berdasarkan keyakinan dan nilai-nilai kita sendiri, tetapi ini dapat mengarah pada pandangan dunia yang sempit. Dengan mengakui bias kita dan secara aktif mencari berbagai sudut pandang, kita dapat memperluas pemahaman kita tentang dunia dan menjadi individu yang lebih berpikiran terbuka.

Untuk mencapai keseimbangan dari moralisasi yang berlebihan (overrated) di media sosial dan beralih ke posisi yang lebih moderat, kita dapat melakukan hal-hal berikut:

1. Hindari virtue signaling: Kita harus berusaha untuk terlibat dalam perilaku moralisasi di media sosial karena kepedulian yang tulus terhadap masalah yang ada, dan bukan menunjukkan keunggulan moral kita sendiri atau untuk mendapatkan status sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan berfokus pada masalah yang ada dan bukan pada diri dan citra (image) kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun