Mohon tunggu...
Putu Yudyaheri
Putu Yudyaheri Mohon Tunggu... Jurnalis - 100% Human

Manusia biasa yang belum selesai dengan dirinya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Puisi] Kota Belukar

25 Juni 2016   15:09 Diperbarui: 25 Juni 2016   15:27 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumen pribadi

Kota Belukar

Seorang kakek terbaring di trotoar

Tanpa selimut tanpa tikar

Meringkuk menahan perut yang lapar

Di jalan yang meliuk bagaikan ular

Anak-anak muda saling mengejar

Tertabrak, lalu badan terkulai bak agar-agar

Di jalan lain para pendemo berikat kepala bak pendekar

Tuntut negara adil hingga ke akar

Tapi mereka merusak pagar, juga membakar, seolah itu semua wajar

Di kota belukar, hidup serba sukar

Kutorehkan mimpiku pada gambar-gambar

Aku ingat ayahku berujar, “Tak perlu pintar asal kau sadar”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun