Mohon tunggu...
Putri Haezah Fahriah
Putri Haezah Fahriah Mohon Tunggu... Literacy Enthusiasm

Pembaca yang mencoba menulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Lebih dari Transportasi, Harapan yang Terus Melaju Bersama KAI

28 Mei 2025   18:00 Diperbarui: 28 Mei 2025   14:27 1989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi 1.1

Ada momen-momen dalam hidup yang terasa biasa, tapi meninggalkan kesan luar biasa. Salah satunya adalah saat saya, sebagai Kompasianer, diundang menghadiri Launching Buku dan Talkshow KAI berjudul Masinis yang Melintasi Badai, yang digelar hari Jumat lalu di Menara Kompas. Sebuah pengalaman yang bukan hanya mempertemukan saya dengan sosok-sosok penting di balik perkeretaapian nasional, tapi juga membuka pandangan saya akan makna transportasi sebagai ruang kemanusiaan.

Membuka Lembaran: Tentang Buku dan Penulisnya

Buku ini ditulis oleh Wisnu Nugroho dan Zulfikar Akbar, dua penulis dengan pendekatan yang unik dan jujur dalam mengisahkan sosok Didiek Hartantyo, Direktur Utama PT KAI. Menariknya, proses penulisan dilakukan tanpa sepengetahuan Pak Didiek pada awalnya. Justru dari keterbatasan itu, para penulis menangkap momentum-momentum kecil saat Pak Didiek berbicara dalam pidato, pembekalan, atau bahkan diam. Pak Zulfikar menyebut bahwa menggali beliau yang pendiam bukan perkara mudah, tapi itu justru membuat proses menulisnya terasa lebih dalam dan personal.

Badai Bernama Pandemi

uku ini banyak mengulas masa-masa paling kelam dalam sejarah PT KAI: pandemi COVID-19. Tahun 2019, KAI sedang berada di atas angin dengan pendapatan 9,6 triliun. Tapi ketika pandemi menyerang, pendapatan ambruk jadi hanya 2 triliun. Seolah rel bisnis yang tadinya mulus mendadak penuh reruntuhan.

Namun keputusan besar justru datang di tengah krisis: tidak ada PHK.

Dokumentasi Pribadi 1.2
Dokumentasi Pribadi 1.2

Pak Didiek mengambil langkah yang tidak biasa di tengah badai ekonomi. "Protect our people," katanya. Sebuah prinsip yang kemudian jadi fondasi keputusan manajemen. Menurut beliau, "Menyelamatkan perusahaan tidak selalu harus dengan mengorbankan pekerja." Kalimat ini begitu kuat, bahkan terasa menggetarkan bagi siapa pun yang pernah bekerja di masa pandemi.

Dan ini bukan hanya teori. Masinis Muhammad Ainul Yaqin, yang turut hadir dalam acara peluncuran, menyampaikan langsung rasa syukurnya karena tetap bisa bekerja saat perusahaan-perusahaan lain terpaksa memangkas karyawan. Tapi, ia juga bercerita tentang kesedihan kala melihat kabin-kabin kosong akibat pembatasan penumpang. Sesuatu yang mungkin tak pernah dibayangkan sebelumnya.

KAI, Kereta, dan Kehidupan

Sebagai pengguna harian KRL, saya membaca buku ini dengan rasa yang sangat personal. Di awal buku, suasana pandemi digambarkan dengan begitu nyata. Hiruk pikuk stasiun yang biasanya padat berubah menjadi ruang kosong yang senyap. Tapi KAI tak tinggal diam. Mereka bahkan membagikan 10.000 voucher tiket gratis bagi tenaga kesehatan dan guru yang menjadikan sebuah bentuk penghormatan yang patut diapresiasi.

Pak Didiek menyampaikan bahwa meski dalam kesulitan, "Kesulitan bukan alasan untuk menutup diri." Bahkan saat dunia runtuh, KAI tetap memilih membuka diri, memberi, dan hadir untuk masyarakat. Ini adalah bentuk kepemimpinan yang mengedepankan kebermanfaatan nyata---sebuah nilai yang kini mulai langka.

Kembali Melaju: Pasca Pandemi

Tahun 2022 menjadi titik balik. Dalam waktu tiga hari saja, dari 27 hingga 29 Maret, KAI berhasil mencatat penjualan tiket hingga 76.384 lembar. Angka ini menjadi bukti bahwa kepercayaan masyarakat kembali pulih. KAI tidak hanya bertahan, tapi bangkit dengan semangat yang baru.

Saya menyaksikan langsung bagaimana green line menjadi seperti pejuang pagi hari, blue line seperti gelombang manusia yang turun di stasiun Sudirman, Manggarai hingga Cikarang, red line yang padat luar biasa, dan juga yellow, brown, dan pink line yang menyusuri rel-rel kehidupan Jakarta hingga ke utara. Semua jalur ini bukan hanya membawa penumpang, tapi juga membawa cerita.

Dokumentasi Pribadi 1.3
Dokumentasi Pribadi 1.3

Cerita dari Dalam Gerbong

Saya termasuk penumpang yang punya banyak "kenangan" bersama KRL. Mulai dari yang menyebalkan, lucu, sampai dramatis.

Pernah suatu pagi, saya terjepit pintu saat buru-buru masuk ke gerbong. Rasanya sakit, tapi lebih malu sebenarnya. Lalu ada momen jatuh di tangga saat ingin berpindah peron, dan hanya bisa tertawa canggung saat bertatapan dengan petugas yang tampan. 

Ada juga momen sendu, saat menangis di kereta. Bukan karena kereta telat, tapi karena masalah pribadi. Entah kenapa KRL sering jadi tempat paling pas untuk melepaskan air mata. Mungkin karena suasananya yang diam, penuh orang asing, tapi terasa hangat.

Tapi pengalaman yang paling tidak akan saya lupakan adalah ketika saya sedang mengalami vertigo saat di kantor dan nekat pulang naik KRL siang-siang. Di stasiun tujuan, saya berhasil turun... lalu langsung pingsan. Saat sadar, saya sudah di bopong oleh dua security menuju ruang kesehatan stasiun. Rasanya seperti kembali ke UKS waktu sekolah. Kepala saya berputar-putar, tapi saya sangat bersyukur karena ditangani dengan cepat dan baik.

Ruang Aman untuk Perempuan

Sebagai perempuan, saya sangat menghargai keberadaan gerbong khusus wanita. KRL sering kali penuh sesak, dan tidak semua penumpang punya etika. Ada saja yang iseng menyandarkan tubuh, atau terlalu dekat hingga membuat tak nyaman. Hadirnya gerbong wanita benar-benar membuat kami merasa lebih aman dan terlindungi. Ini adalah bentuk nyata bahwa KAI tidak hanya memikirkan transportasi, tapi juga keselamatan sosial.

KRL: Si Ular Besi Penyelamat Waktu

Saya percaya, kereta adalah simbol peradaban. Dalam buku ini juga disebutkan bahwa dari pengamatan waktu dan kedisiplinan, kereta api membentuk masyarakat yang lebih beradab. Kereta tidak menunggu orang yang telat. Ia mengajarkan bahwa waktu tidak bisa ditawar.

Dan soal daya tampung, jangan remehkan KRL. Sekali jalan, ia membawa 1.120 penumpang dengan 8--12 rangkaian. Bayangkan jika semua orang itu memilih naik motor atau mobil, wah, macet akan semakin menjadi. Maka, saya tak segan mengucapkan: Good job, Pak Didiek dan seluruh tim KAI.

Pesan Direktur Utama KAI untuk Anak Muda

Pak Didiek dalam acara itu juga menitipkan pesan pada generasi muda: Carilah role model sebagai arah hidup ke depan. Beliau juga menekankan pentingnya menjadi adaptif, solutif, dan kolaboratif dalam menghadapi tantangan masa kini.

Dan yang paling menyentuh adalah saat beliau berkata: "Manusia punya batas. Tapi saat semua upaya sudah dilakukan, kita harus optimis dan percaya kepada Allah." Kalimat yang sederhana, tapi sangat menenangkan.

Masinis yang Melintasi Badai bukan hanya cerita tentang seorang direktur utama atau perusahaan besar. Ini adalah kisah tentang keberanian, empati, dan optimisme. Ini adalah buku tentang bagaimana manusia bisa bertahan, dan bahkan tumbuh, di tengah badai.

Sebagai seseorang yang menjalani hidup bersama KAI, dari pagi-pagi naik KRL agar tak jadi pepes yang harus standby di kantor jam 8, sampai sore hari menyaksikan sunset dari jendela kereta di Manggarai, melalui buku ini terasa sangat dekat. Saya bersyukur bisa menghadiri peluncurannya, bertemu langsung dengan tokoh-tokoh inspiratif di balik rel kehidupan, dan merekam semua itu dalam tulisan ini.

Terima kasih, Pak Didiek. Terima kasih, KAI. Karena telah menjadi bagian penting dari perjalanan hidup saya dan jutaan orang lainnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun