Mohon tunggu...
Putri Haezah Fahriah
Putri Haezah Fahriah Mohon Tunggu... Literacy Enthusiasm

Pembaca yang mencoba menulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Lebih dari Transportasi, Harapan yang Terus Melaju Bersama KAI

28 Mei 2025   18:00 Diperbarui: 28 Mei 2025   14:27 1989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi 1.1

Ruang Aman untuk Perempuan

Sebagai perempuan, saya sangat menghargai keberadaan gerbong khusus wanita. KRL sering kali penuh sesak, dan tidak semua penumpang punya etika. Ada saja yang iseng menyandarkan tubuh, atau terlalu dekat hingga membuat tak nyaman. Hadirnya gerbong wanita benar-benar membuat kami merasa lebih aman dan terlindungi. Ini adalah bentuk nyata bahwa KAI tidak hanya memikirkan transportasi, tapi juga keselamatan sosial.

KRL: Si Ular Besi Penyelamat Waktu

Saya percaya, kereta adalah simbol peradaban. Dalam buku ini juga disebutkan bahwa dari pengamatan waktu dan kedisiplinan, kereta api membentuk masyarakat yang lebih beradab. Kereta tidak menunggu orang yang telat. Ia mengajarkan bahwa waktu tidak bisa ditawar.

Dan soal daya tampung, jangan remehkan KRL. Sekali jalan, ia membawa 1.120 penumpang dengan 8--12 rangkaian. Bayangkan jika semua orang itu memilih naik motor atau mobil, wah, macet akan semakin menjadi. Maka, saya tak segan mengucapkan: Good job, Pak Didiek dan seluruh tim KAI.

Pesan Direktur Utama KAI untuk Anak Muda

Pak Didiek dalam acara itu juga menitipkan pesan pada generasi muda: Carilah role model sebagai arah hidup ke depan. Beliau juga menekankan pentingnya menjadi adaptif, solutif, dan kolaboratif dalam menghadapi tantangan masa kini.

Dan yang paling menyentuh adalah saat beliau berkata: "Manusia punya batas. Tapi saat semua upaya sudah dilakukan, kita harus optimis dan percaya kepada Allah." Kalimat yang sederhana, tapi sangat menenangkan.

Masinis yang Melintasi Badai bukan hanya cerita tentang seorang direktur utama atau perusahaan besar. Ini adalah kisah tentang keberanian, empati, dan optimisme. Ini adalah buku tentang bagaimana manusia bisa bertahan, dan bahkan tumbuh, di tengah badai.

Sebagai seseorang yang menjalani hidup bersama KAI, dari pagi-pagi naik KRL agar tak jadi pepes yang harus standby di kantor jam 8, sampai sore hari menyaksikan sunset dari jendela kereta di Manggarai, melalui buku ini terasa sangat dekat. Saya bersyukur bisa menghadiri peluncurannya, bertemu langsung dengan tokoh-tokoh inspiratif di balik rel kehidupan, dan merekam semua itu dalam tulisan ini.

Terima kasih, Pak Didiek. Terima kasih, KAI. Karena telah menjadi bagian penting dari perjalanan hidup saya dan jutaan orang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun