Mohon tunggu...
Putri Adi Setya Pramesti
Putri Adi Setya Pramesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang pemanen saripati literatur dan pembelajar bahasa kucing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengantin Berkebaya Hitam

29 Agustus 2023   13:35 Diperbarui: 29 Agustus 2023   13:38 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 ghttps://id.pinterest.com/pin/681239881146972262/ambar

Obrolan antara keduanya berlangsung lama, mereka saling menceritakan kehidupan satu sama lain. Deppo menceritakan alasannya pindah ke kota. Ia tidak ingin merasakan kesepian berkepanjangan di rumah yang ditinggalkan oleh ibunya. Disusul Hery yang bercerita mengenai perjodohannya dengan Dewi. Dia memang belum memiliki keinginan untuk menikah. Namun, ia harus menuruti kemauan sang ayah.

"Pernikahan hanya terikat pada bisnis. Ayahku terlilit hutang pada keluarga Dewi. Dewi yang belum juga menikah mendapatkan rumor tidak mengenakkan. Mulai jadi perawan tua katanya. Usianya lebih tua lima tahun juga dariku, 28 tahun kalau tidak salah. Tapi tetap terlihat awet muda. Untuk menjaga nama baik dan status Dewi, kami dijodohkan. Aku merasa iri denganmu. Masih bisa bebas memilih nasib hidup dan melakukan apa yang diinginkan, tidak ada paksaan dan derita perjodohan."

"Jangan khawatir, seiring berjalannya waktu kalian akan saling mencintai dan menerima satu sama lain. Jika hal itu terjadi, dia akan rela melakukan apa saja hanya untukmu seorang. Kau juga bebas melakukan apa yang kau suka."

Hery hanya diam, tak membalas ucapan Deppo. Kemudian dia mendekat dan mempersingkat jarak di antara tubuh mereka. Hery berdiri sejenak dan menatap mata Deppo. Bulat hitam matanya dikelilingi cincin putih yang mampu menghipnotis dan menariknya ke alam bawah sadar. Hery menautkan tangannya, mendekap tubuh Deppo dan berbagi kehangatan satu sama lain.

Keduanya bermain mulut. Tangannya merayap-rayap menghanyutkan mereka dalam cinta yang memabukkan. Kecupannya berpindah ke tubuh indah dari sang penjahit, menggelitik si pemilik tubuh. Sesekali kecupan itu terasa seperti jahitan, terasa sakit ketika menyentuh permukaan kulit hingga menembus ke daging, namun tetap terasa menyenangkan.

Tidak terasa sore yang sedari tadi mengawasi kemudian bersembunyi. Kini malam yang berganti untuk berjaga. Cahaya bulan mengintip dan mengawasi gerak-gerik si penjahit dari balik tirai kamar. Kemudian pergi tersipu malu karena melihat api asmara mereka.

Sebelum hari semakin larut, Hery berpamitan pada Deppo. Keduanya berdiri di depan pintu, Deppo menyuruhnya datang besok pagi bersama Dewi untuk mengambil baju pengantin. Sekaligus mengecek ulang dari pakaian mereka. Hery kemudian pergi meninggalkannya yang masih berada di depan pintu. Tangannya melambai, sebagai tanda bahwa ia benar-benar pergi. Sambil melihatnya pergi menjauh, Deppo berjalan mundur menutup pintu rumah.

***

Seorang pengantin menatap bayangan wajahnya di hadapan kaca rias. Baju yang dikenakan pas mengikuti lekuk tubuhnya. Sebelum menyambut tamu sebuah polesan merah menyentuh bibirnya. Mempertegas garis bibirnya yang berwarna merah. Dirinya takjub melihat perubahan di seluruh tubuh itu. Tak berselang lama terdengar suara ketukan pintu. Dibukanya pintu dengan memunculkan kehadiran sepasang tamu. Keduanya bingung melihat Deppo yang mengenakan baju kebaya berwarna hitam. Tanpa sepatah katapun Deppo langsung memberikan baju pengantin milik mereka. Dilirik wajah perempuan itu, tidak ada yang berubah dari mimik wajahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun