Asap menggeliat, tak seperti nafas biasa,
Si tabung putih menari dalam kelam,
Bunyi sunyi ia bawa. Giginya bukan emas,
Merangkak pelan, lelahnya rahasia,
Namun hati menghantui,
Lirih membisikkan nostalgia. Dalam tabung itu, api kecil mengadu tanda,
Bukan bara sungguhan,
Tapi mimpi yang mengalir dalam raga. Si tabung putih, sang penyair gelap,
Cipta terjerat hitam dan abu,
Melukis duka tanpa suara,
Dalam tarian tanpa temu. Lidah membakar, bukan sekadar nyala api,
Ia bahasa rahasia dari kenangan yang menepi. Dalam kepulan itu tersimpan cerita,
Si tabung putih bicara tanpa kata,
Kala dunia terlalu nyata. Bentang asapnya -- serupa lakon asing,
Menggambarkan rindu,
Sebarang harap hilang. Si tabung putih bukan hanya racun,
Tapi sahabat yang meringankan,
Dalam kesuraman,
Ia adalah bait yang terpendam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI