Aku berharap yang kupegang sehari-hari adalah Alquran, namun kenapa gawai yang selalu ada di tangan
Aku berharap yang kubaca adalah ayat-ayatNya, namun kenapa lebih banyak cerita
Aku berharap waktuku habis di dalam goa perenungannyaNya, namun kenapa detik demi detik yang kulalui bukan lantunan doa-doa
Aku berharap yang keluar dari lisanku adalah dzikir dan murojaah, namun kenapa yang keluar dari sana  nyanyian dan  ghibahÂ
Aku berharap dari tanganku keluar hasil karya, namun kenapa jempolku lebih banyak mengetik laptop dan hape saja
Aku berharap yang kuhasilkan hari kemarin adalah proposal kehidupan, namun kenapa tak kunjung terselesaikan
Aku berharap bisa mengajak anak-anakku rajin ibadah, namun kenapa kubiarkan mereka hanya rebah
Aku berharap  isi rumahku bersih dan tertata rapi, namun kenapa debu-debu tak pernah dielapi
Aku berharap meja makanku  tersaji makanan, namun kenapa komporpun tak kunyalakanÂ
Aku berharap keluar keringat membasahi tubuh, namun kenapa untuk olah raga akupun mengeluh
Aku berhatap begini, namun kenapa yang terjadi begitu
Tidakkah harapanku sia-sia?
Jangan kau buat harapan sekedar harapan
Tak akan terwujud jika tanpa tindakan
Tak perlu setinggi langit engkau gantungkan
Namun cukup yang bisa terselesaikan
Yang terpenting adalah lakukan
Walau dari sekecil apapun yang bisa ku mulai
Sesuatu hal yang berproses, lebih nyata kepada sukses
Sesuatu yang  menjadi harapan, lebih baik daripada tanpa tujuan
Tetaplah pelihara harapan, agar kau tak mati sebelum mati yang sebenarnya
Ketika harapan telah mati, raga akan mengikuti, melemah diri  ini, hingga esok tak terlihat lagi
Namun jika kau punya tujuan, harapan akan selalu terpampang, diri akan selalu tertantang, kehidupan akan semakin berkembang
Waktu demi waktu yang berlalu, akan terisi selalu