Sejak jumlah penyebaran virus corona bertambah signifikan dan berkelanjutan secara global, WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia) secara resmi mendeklarasikan virus corona (COVID-19) sebagai pandemi global pada tanggal 9 Maret 2020. Secara bersamaan, beberapa Negara melakukan lockdown yang memaksa masyarakat untuk berdiam diri di rumah dan menjaga jarak. Kondisi tersebut merupakan sesuatu yang baru dan mampu menimbulkan rasa sangat bosan khususnya bagi para remaja milenial.
Generasi milenial atau generasi kelahiran tahun 1980 sampai 2000 adalah generasi yang selalu dikaitkan dengan teknologi yang serba digital dan modern. Sejalan dengan karakteristiknya, dalam menjaga agar suasana tetap ceria, milenial memanfaatkan internet guna terus terhubung dengan dunia luar. Tentu, internet menjadi solusi terbaik ditengah situasi serba terisolasi oleh larangan serta batasan. Internet membawa milenial terlibat aktif di berbagai macam platform dan salah satunya TikTok yang laris manis di tengah pandemi.
Dilansir dari wikipedia.com (25/12/20), TikTok adalah sebuah jaringan sosial dan platform video musik asal Tiongkok. Meski aplikasi TikTok pernah diblokir pada 2018 lalu oleh Kemenkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) setelah dilakukan pemantauan dan menerima sebanyak 2.853 laporan berisi keluhan karena banyak sekali konten negatif yang meresahkan, tetapi TikTok mampu mempertahankan eksistensinya sampai detik ini dengan belajar dari kesalahan dan berkomitmen membuat berbagai perubahan termasuk menghapus konten negatif, membuka kantor penghubung pemerintah, dan menerapkan batasan usia serta mekanisme keamanan.
Lantas, Apa yang Membuat TikTok Menjadi Begitu Hits?Â
Tidak dapat dipungkiri, popularitas TikTok semakin hari kian menjadi. Hal tersebut diyakini terjadi karena beragam kegunaan TikTok, diantaranya ialah: ‌
- Memberi ruang untuk membuat dan menonton konten
TikTok menjadi ruang yang mendorong kreativitas dan tempat di mana pengguna dapat merasa bebas membuat apa saja. Pengguna dapat membuat video berdurasi 15 detik hingga 1 menit dengan berbagai fitur didalamnya seperti fitur penambahan musik, stiker dan efek, filter, timer dan fitur perubah suara. Tidak peduli seberapa konyol video yang dibuat, percayalah selalu ada penonton yang menunggu.
Karena TikTok bersifat interaktif, tentu selain membuat, pengguna juga dapat menikmati dan mengapresiasi konten sesama pengguna lainnya. Bahkan, sebagian besar pengguna mengundur TikTok memang hanya untuk mencari tontonan yang secara langsung disuguhkan pada saat membuka aplikasi. Terdapat banyak sekali video dari seluruh penjuru dunia dengan berbagai genre seperti komedi, fashion beauty, kuliner, teknologi, talenta, education dan lain sebagainya.
Pada selasa (15/12/2020), TikTok Indonesia mengadakan konverensi pers virtual dan mengumumkan bahwa genre komedi merupakan konten teratas yang paling diminati sepanjang 2020. Kala pandemi yang membuat suntuk serta stres, tak heran konten komedi menjadi pilihan untuk membuat tertawa dan tetap bahagia.
- Memberikan inspirasiÂ
Di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini, banyak orang menghabiskan waktunya di rumah. Tidak sedikit diantaranya berupaya mencari kegiatan positif agar tetap produktif selama berada di rumah. Lagi-lagi TikTok menjadi jawaban. Mengingat ada ratusan bahkan ribuan komunitas atau pribadi di dalam aplikasi TikTok yang menyajikan video tak ada habisnya berupa penyelesaian DIY (Do It Yourself), tutorial meramu makanan yang menggugah selera, cover lagu juga dance dan sejenisnya.
Pengguna TikTok dapat menjelajahi masing-masing kategori untuk mendapatkan inspirasi, lengkap dengan tips and trick, daftar bahan-bahan dan langkah-langkahnya.
- ‌Memperluas relasi