Mohon tunggu...
Puja Putri Kurnia Dewi
Puja Putri Kurnia Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswi semester 6 di Universitas Negeri Semarang, Program Studi Pendidikan Tata Busana. Memiliki minat dalam dunia fashion, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan melalui keterampilan menjahit dan desain busana. Aktif mengikuti berbagai kegiatan kampus serta gemar menulis tentang tren fashion, gaya hidup, dan pengalaman belajar di dunia pendidikan vokasi. Berharap bisa berbagi inspirasi dan pengetahuan seputar busana dan pendidikan di Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ratri Sagara: Gaun Transformasi dalam Balutan Meta Nusantara

16 Juni 2025   08:09 Diperbarui: 16 Juni 2025   08:08 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Busana memiliki peran penting sebagai representasi identitas budaya, karena pakaian bukan hanya penutup tubuh, tetapi juga media komunikasi visual yang menyampaikan nilai, sejarah, dan filosofi suatu kelompok masyarakat.  Pada ajang Gelar Karya Busana Universitas Negeri Semarang yang diselenggarakan pada 28 Mei 2025, sebuah karya busana berhasil mencuri perhatian publik dengan estetika yang anggun dan konsep yang mendalam. Gaun tersebut adalah "Ratri Sagara", sebuah karya transformasional yang memadukan keindahan, makna budaya, dan sentuhan futuristik. Gaun ini menjadi bagian dari tema besar acara: Meta Nusantara, yang mengusung semangat pelestarian dan reinterpretasi budaya lokal dalam konteks global dan digital masa depan.

 

Makna di Balik Nama "Ratri Sagara"

Nama Ratri Sagara berasal dari bahasa Sanskerta, di mana Ratri berarti "malam" dan Sagara berarti "laut". Dari nama ini saja, sudah tergambar nuansa puitis dan simbolik: sebuah malam yang sunyi, dalam, dan penuh misteri, dipadukan dengan kekuatan lautan yang luas dan tak terduga. Gaun ini seolah menjadi manifestasi perempuan Nusantara---tenang namun kuat, anggun namun tegas, lembut namun dalam.

Konsep Desain: Transformation Wardrobe

Look Before koleksi Wave in Motion
Look Before koleksi Wave in Motion "Ratri Sagara"/Sumber: Gelar Karya UNNES 2025 

Look After koleksi Wave in Motion
Look After koleksi Wave in Motion "Ratri Sagara"/Sumber: Gelar Karya UNNES 2025

Salah satu daya tarik utama dari Ratri Sagara adalah penerapan konsep transformation wardrobe. Ini adalah pendekatan desain di mana busana dapat berubah bentuk atau fungsi sesuai konteks, seperti runway, pertunjukan, atau adaptasi aktivitas.

Pada saat diperagakan di panggung Gelar Karya, gaun ini menunjukkan dua siluet yang berbeda:

  • Dari depan, terlihat sebagai gaun bertingkat pendek dengan tekstur tulle plisket gelap yang memberikan kesan tegas, ringan, dan penuh gerakan.

  • Dari belakang, gaun menjulur panjang bak evening gown, menghadirkan elemen kejutan dan transisi visual yang mencerminkan dualitas. Penambahan detail payet dengan tampilan bak tetesan air dari percikan ombak.

Bagian atas gaun (bodice) menggunakan bahan transparan yang dihiasi payet mutiara dengan sentuhan modern. Keseluruhan tampilan memberikan aura elegan sekaligus membumi dalam estetika budaya lokal. Penerapan konsep transformation Wadrobe ini juga menjadi bentuk kepedulian mahasiswa sebagai perancang busana terhadap konsep busana berkelanjutan. 

Meta Nusantara dalam Bentuk Busana 

Tema Meta Nusantara merupakan interpretasi masa depan budaya Indonesia. Dalam konteks ini, Ratri Sagara tampil sebagai representasi visual dari ide tersebut:

  • Pilihan warna: Biru gelap dan hitam melambangkan kedalaman laut dan malam Nusantara, sementara aksen metalik memberi kesan masa depan.

  • Material dan tekstur: Perpaduan batik dengan motif Kencana Pajajaran, tulle, Payet, serta permainan kain dengan ruffle yang di tumpuk bertingkat memberi dinamika visual sekaligus simbol keberagaman budaya. 

  • Transformasi bentuk: Menyiratkan evolusi budaya yang adaptif terhadap zaman, tetapi tetap menjaga akar tradisinya.

Gaun ini bukan hanya karya estetika, tapi juga medium narasi bagaimana busana bisa menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, antara identitas dan inovasi. 

Diperagakan oleh model muda berbakat Putri Elizabeth, gaun ini tampil menonjol di atas panggung yang dirancang menyerupai lanskap alam Nusantara. Air terjun buatan, dekorasi hutan, dan pencahayaan lembut semakin memperkuat tema besar acara: Shaping the Future of Global Fashion. Penonton diajak memasuki dunia di mana alam, teknologi, dan budaya menyatu dalam harmoni visual. 

"Ratri Sagara" adalah lebih dari sekadar gaun; ia adalah simbol pergerakan fashion Indonesia yang semakin berani mengekspresikan identitas budaya dalam bahasa desain yang universal. Sebuah karya mahasiswa Universitas Negeri Semarang ini menjadi bukti bahwa busana adalah ruang dialog antara tradisi dan transformasi. Dan di tengah lautan perubahan global, karya-karya seperti ini menjadi mercusuar harapan dan kebanggaan bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun