Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - â›”

Feel nya mana?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Maha Bebas Puisi, dengan Segala Celotehannya

16 Juni 2019   00:30 Diperbarui: 30 Juni 2019   06:07 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah bukan malaikat lagi, dahulu engkau begitu lembut ketika ku maki telinga kirimu. Lalu engkau berbisik " I love you" di telinga kananku. Tapi kini malaikat cepat sekali membenci.

Sudah bukan malaikat lagi, dahulu engkau begitu adil ketika ku sembunyikan bangkai di kedua matamu. Lalu engkau pura-pura buta tak melihatku. Tapi kini malaikat cepat sekali sembunyi.

Sudah bukan malaikat lagi, dahulu engkau begitu sabar ketika ku cabut kuku-kuku kakimu. Lalu engkau menghadiahku sepatu lalu memuluskan kedua langkahku. Tapi kini malaikat cepat sekali berlari.

Sudah bukan malaikat lagi, dahulu engkau begitu penyayang ketika ku selingkuhi perasaanmu. Lalu engkau semakin menyelipkan senyuman di setiap belokan perjalanan hari-hariku. Tapi kini malaikat cepat sekali menghakimi.

Sudah bukan malaikat lagi, dahulu engkau begitu pemaaf..... Lalu engkau berteriak "Stop!!" "Cukup!!" ..."Mulai detik ini aku sudah bukan malaikat lagi." Sambil menanggalkan sepatunya Ia kemudian kembali berpuisi.

"Maha bebas puisi, dengan segala celotehannya."

*****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun