Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Langkanya Dokter Pengawak Kapal Selam

7 Juni 2021   05:20 Diperbarui: 7 Juni 2021   06:46 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku "50 Tahun Pengabdian Hiu Kencana" dan cindera mata, dokpri.

Menjelang tengah hari rombongan Panglima TNI dan para menteri kabinet telah kembali merapat ke dermaga. Selaku ketua bidang dukungan kesehatan, saya mengucapkan terima kasih kepada unsur kesehatan wilayah baik Kesdam Udayana maupun Biddokkes Polda Bali yang telah mendukung pengamanan pada acara tradisi TNI AL di lingkungan warga Hiu Kencana. Lebih dari semua itu tentu saja saya mengucap syukur kepada Tuhan yang telah melindungi semua rangkaian kegiatan tradisi TNI AL.

Wasana kata

Pengukuhan fregat baru KRI IGN 332 di dermaga Benoa Denpasar dan penyematan brevet Hiu Kencana kepada pejabat tinggi negara di KRI NPS 402 di perairan Benoa Bali pada tanggal 10 Januari 2018 merupakan momen istimewa. KRI IGN 322 merupakan produk kerjasama PT PAL dengan galangan Damen Schelde Belanda. Keberhasilan PT PAL dalam produksi kapal perang atas air juga diikuti dengan kemampuan produksi kapal selam.

Apa yang menjadi harapan warga Hiu Kencana dalam peringatan 50 tahun pengabdian Hiu Kencana pada tahun 2009 terwujud pada tahun 2017 dan lebih dari itu menandai kesungguhan mewujudkan industri pertahanan dalam negeri. Kerja sama dengan Korea Selatan dalam produksi 2 kapal selam tipe U-209/1400 yang dikerjakan di Korea, diikuti dengan penguasaan produksi sehingga pada 11 April 2019, kapal selam ketiga KRI Alugoro 405 berhasil diluncurkan setelah dikerjakan mandiri oleh PT PAL.

Jumlah kapal selam TNI AL masih belum cukup bahkan untuk memenuhi kebutuhan Minimum Essential Force (MEF) pada 2024. Bahkan berkurang lagi dengan musibah tenggelamnya KRI NGL 402. Membangun Angkatan Laut yang kuat dan modern bukanlah ambisius, tetapi kebutuhan bagi negeri yang wilayahnya 70% adalah lautan. Memang mahal, tetapi harga kedaulatan negara tak ternilai ketika kita kehilangan 53 ABK KRI NGL 402 saat mereka melaksanakan latihan untuk menjaga profesionalisme dengan alutsista tua. Takdir menentukan, KRI NGL melaksanakan eternal patrol selamanya dan bukan sekedar menjadi besi tua.

Bukan hanya alutsista, TNI AL juga melakukan pembinaan personel satuan-satuan khusus Denjaka; Intai amfibi marinir, kopaska, penyelam dan prajurit kapal selam. Untuk kebutuhan pembinaan kesehatan matra laut tersebut, TNI AL memerlukan dokter kapal selam, dokter kesehatan penyelaman dan hiperbarik bahkan dokter spesialis kedokteran kelautan. Anda berminat ? (pw).


Pudji Widodo,
Sidoarjo, 4 Juni 2921 (79), mengenang 40 hari gugurnya awak KRI NGL 402.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun