Mohon tunggu...
Pudji Widodo
Pudji Widodo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Kesehatan Militer.

Satya Dharma Wira, Ada bila berarti, FK UNDIP.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Refleksi Kepemimpinan Satuan : Setia Kepada Atasan, Tugas dan Kawan

13 September 2019   00:06 Diperbarui: 16 September 2019   02:53 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya tahapan kegiatan tersebut sesuai dengan kaidah manajemen pada umumnya yaitu Planning, Organizing, Actuating and Controlling. Itulah langkah formal aktualisasi setia kepada atasan dan kepada tugas dalam Prajaraksa Perwira.

Kesungguhan melaksanakan tugas yang bertanggung jawab itu dilaksanakan dengan mentaati petunjuk kerja atau standar prosedur operasi (SPO) guna mencegah potensi timbulnya kerugian, termasuk kehilangan jiwa prajurit. 

Namun meskipun sudah menerapkan SPO di daerah operasi, korban jiwa sebagai resiko tugas tetap terjadi. Dari pertengahan 2018 sampai Agustus 2019 tercatat 11 prajurit TNI dan 4 anggota Polri yang gugur di tanah Papua (Kompas.com 14 Agustus 2019). Salah satu dari mereka adalah Serda Siswanto Bayu Aji, bintara kesehatan Kopassus.

Setiap prajurit TNI menyadari bahwa di medan tempur, mungkin nasip hidupnya tidak lebih baik dari pendahulunya, Usman dan Harun, dua prajurit KKO AL  yang dihukum gantung pemerintah Singapura. 

Mereka yang rela mengorbankan jiwa tersebut sudah membuktikan puncak kesetiaan prajurit TNI kepada tugas dan kesetiaan kepada perintah Komando Atas. Bila ditarik ke atas, perintah komando atas adalah pelaksanaan politik negara.

Kesetiaan kepada atasan dan tugas juga melahirkan inovasi dan keberanian. Kisah perjalanan hidup dr. Ben Mboi dapat menjadi contoh yang menginspirasi. Ben Mboi memilih mengutamakan panggilan tugas negara daripada membangun karier pribadi sebagai dokter yang baru lulus. Tuntutan tugas mengharuskan dia menjalani latihan sebagai paratrooper agar bisa menyesuaikan dengan pasukan khusus yang didukungnya.



Pada tahun 1962, Letnan dr. Ben Mboi ditugasi bergabung dengan 51 prajurit RPKAD yang dipimpin Kapten Beni Murdani melaksanakan operasi Trikora dengan sandi operasi Naga di Irian Barat. Bergabung dengan mereka juga 160 prajurit Batalyon 530/Raider Brawijaya. Kehadiran dokter membuat semangat prajurit yang didukungnya meningkat.

Mereka melakukan infiltrasi lintas udara dan  diterjunkan dari pesawat Hercules AURI di atas belantara Merauke. Dokter Ben Mboi juga harus mengendalikan 9 prajurit di belantara setelah mereka putus dari pasukan induk akibat tercerai berai jatuh di lokasi dropping zone yang berbeda-beda. 

Saat operasi berakhir dengan gencatan gencatan senjata, pasukan tersebut kehilangan 56 prajurit (25%) di mana 36 orang gugur dan 20 hilang dalam tugas; termasuk bintara kesehatan RPKAD Serma Kes. Teguh Sutarmin dan Serka Achmad <1>.

Tokoh lain yang patut menjadi inspirasi tentang kesetiaan kepada atasan dan tugas bagi prajurit kesehatan adalah dr. Satrio. Bila generasi sekarang mengenal Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) dan kontainer medis, pada era perang kemerdekaan dr. Satrio yang menjabat sebagai Dokter Brigade Tirtayasa di Banten, juga menyulap gerbong kereta api sebagai kamar operasi dan tempat perawatan sementara. 

Di kamar operasi darurat itu pula sang dokter gerilya melakukan berbagai tindakan pada kasus traumatologi, termasuk operasi amputasi terhadap pejuang korban pertempuran agar jiwanya bisa diselamatkan <2>.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun