a. Diplomasi ekonomi
- Pada diplomasi ekonomi, TNI AL ikut mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemandirian industri pertahanan. Dua Kapal Bantu Rumah Sakit, beberapa kapal pendarat amfibi, kapal cepat rudal-60, kapal selam produk bersama Korea Selatan, kapal tunda dan fregat SIGMA 10514 adalah hasil produksi PT PAL dan galangan kapal dalam negeri.
- Demikian pula peremajaan terhadap 41 kapal perang TNI AL dilakukan oleh galangan dalam negeri.
- Varian Kapal BRS tipe Landing Platform Dock (LPD) produksi PT PAL telah digunakan oleh Angkatan Laut Filipina. Uni Emirat Arab juga telah memesan kapal LPD kepada PT PAL.
 - Kehadiran KRI RJW-992 di Mesir selain melakukan bantuan kemanusiaan untuk Palestina, juga merupakan ajang promosi produk alutsista.
b. Diplomasi pelindungan WNI
- Kemlu RI telah melakukan diplomasi pelindungan WNI di semua tingkatan bilateral, kawasan dan global. Pengalaman repatriasi WNI saat Pandemi Covid-19 dapat menjadi kajian bagi TNI AL untuk mengambil peran. Kapal BRS memiliki kapasitas yang memadai untuk melakukan repatriasi WNI dari negara terdampak bencana.
c. Diplomasi kedaulatan.
- Menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain adalah prinsip yang harus dihormati oleh semua negara. Diplomasi kedaulatan dapat dilaksanakan dalam penyelesaian batas negara.
- Dalam hal ini Pushidrosal TNI AL sebagai penyelenggara pembinaan hidro-oseanografi dapat mengerahkan kapal penelitian untuk mendukung fungsi diplomasi bidang hidrografi dan batas maritim.
- Validasi organisasi TNI AL ditandai dengan pembentukan satuan operasional baru menyesuaikan dinamika perkembangan lingkungan strategis. Pembentukan armada bernomor dan pergeseran Markas Koarmada-1 dari Jakarta ke Tanjungpinang Kepulauan Riau adalah bentuk tanggapan atas potensi ancaman konflik Laut China Selatan.