Mohon tunggu...
Dokter Andri Psikiater
Dokter Andri Psikiater Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik Medis. Lulus Dokter&Psikiater dari FKUI. Mendapatkan pelatihan di bidang Psikosomatik dan Biopsikososial dari American Psychosomatic Society dan Academy of Psychosomatic Medicine sejak tahun 2010. Anggota dari American Psychosomatic Society dan satu-satunya psikiater Indonesia yang mendapatkan pengakuan Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine dari Academy of Psychosomatic Medicine di USA. Dosen di FK UKRIDA dan praktek di Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang (Telp.021-29779999) . Twitter : @mbahndi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Masalah Psikosomatik, Masalah Manusia Modern

28 November 2018   22:33 Diperbarui: 29 November 2018   17:32 2457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presentasi di acara Asian College of Psychosomatic Medicine di Seoul, Korsel bulan Oktober 2018 terkait peran Medsos dalam penyebaran informasi psikosomatik (dok.pribadi)

Sepuluh tahun sudah saya menjalani praktek sebagai psikiater. Sejak tahun 2008 saya menjalani profesi ini. Awalnya saya menerima segala macam jenis pasien, anak, dewasa dan orang tua. 

Namun sejak 2010 sepulang dari mengikuti pelatihan di American Psychosomatic Society saya kemudian memutuskan untuk lebih banyak fokus pada pasien-pasien yang mengalami psikosomatik. 

Psikosomatik sendiri adalah istilah untuk merujuk pada kondisi gangguan fisik yang terkait dengan masalah psikologis. Sejak lama sebenarnya masalah psikosomatik ini dikenal. 

American Psychosomatic Society sendiri berdiri di tahun 1934 dan sejak saat itu penelitian di bidang psikosomatik terus dikembangkan. Jaman sebelum bidang neurosains berkembang seperti sekarang, dokter masih sulit menjelaskan tentang bagaimana seseorang bisa mengalami psikosomatik. 

Pasien biasanya kebingungan mengapa dirinya mengalami berbagai macam gejala fisik namun pemeriksaan medis tidak menemukan adanya masalah berarti pada organ yang mengalami gejala fisik tersebut. 

Jauh sebelum neurosains bisa menjawab permasalahan yang terjadi pada pasien psikosomatik, kita hanya mengira bahwa kondisi psikosomatik disebabkan oleh stres. 

Namun bagaimana stres tersebut dan apa jenis stres yang menyebabkan psikosomatik masih tanda tanya, sampai akhirnya saat ini begitu banyak penjelasan terkait bagaimana stres bisa mempengaruhi terjadinya psikosomatik. 

Masalah psikosomatik terjadi lebih sering dikaitkan dengan masalah ketidakseimbangan sistem saraf otonom yaitu saraf parasimpatis dan simpatis. Stres yang menyebabkan gangguan psikosomatik yang berlangsung lama biasanya stres yang bersifat kronis atau menahun. 

Kondisi stres yang akut atau yang tiba-tiba biasanya menimbulkan gejala psikosomatik sesaat. Contohnya saat kita menghadapi ujian atau wawancara kerja, sebagian dari kita mungkin merasa ingin buang air terus menerus atau menjadi keluar keringat dingin. 

Aktifitas berlebihan saraf otonom inilah yang menyebabkan gejala fisik terjadi walaupun tidak sampai membuat kerusakan organ. 

Itulah mengapa pada pemeriksaan fisik hanya tergambar gejala pasien saja misalnya jantung berdebar tetapi jika dicek dengan EKG misalnya tidak ada masalah di jantungnya selain jantungnya berdebar-debar itu. 

Selain jantung keluhan yang paling seirng dialami pasien yang mengalami psikosomatik adalah keluhan lambung. 

Ini disebabkan karena adanya aktifitas saraf otonom parasimpatis yang terlalu berlebihan sehingga sering kali menimbulkan gejala kembung atau merasa tidak nyaman dikaitkan dengan hipersensitif saraf lambung sehingga sering mengalami gejala mirip gastritis seperti perih. 

Selain pengaruh ke saraf otonom, masalah stres baik akut maupun kronis juga mempengaruhi sistem Hipotalamus Pituitary Adrenal Axis (HPA Axis) yang menghasilkan kortisol sebagai hormon stres. 

Hormon stres ini bersifat melemahkan tubuh, membuat oksidasi tubuh menjadi berlebihan, mempengaruhi kerja hormon lainnya, dan sering kali menimbulkan penurunan imunitas tubuh. 

Inilah yang menyebabkan pada pasien psikosomatik sering terjadi keluhan kelelahan yang berlebihan, kesulitan tidur dan gangguan imunitas yang membuatnya mudah sakit. 

Kortisol sebagai hormon stres memang dalam jumlah sedikit diperlukan tubuh untuk aktifitas namun jika berlebihan akan mengganggu fungsi tubuh. 

Manusia Modern Rentan Psikosomatik

Manusia modern yang hidupnya sarat dengan stres yang dia sadari atau tidak sebenarnya sangat rentan mengalami psikosomatik. Hal ini disebabkan karena hampir dalam setiap kehidupannya manusia modern terpapar stres baik dari sisi fisik maupun psikologis.

 Bayangkan keluar rumah dengan tingkat polusi yang tinggi juga adalah membuat stres. Belum lagi ritme pekerjaan yang ketat dan dipenuhi tenggat waktu membuat manusia modern lebih mudah stres. 

Dulu nenek moyang purba kita stres karena menghadapi binatang buas, saat ini manusia modern stres karena menghadapi kemacetan dan beban kerja yang tinggi. Kondisi ini sayangnya berlangsung kronis atau bertahun-tahun sehingga akhirnya menimbulkan masalah jika adaptasi manusia tersebut tidak baik. 

Masalah adaptasi memang menjadi sumber masalah utama. Tidak semua mudah untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat dan tuntutan akan hal-hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari. 

Itulah yang membuat pasien psikosomatik sering kali kesulitan untuk mengatasi keadaanya sendiri dan akhirnya berkunjung ke banyak dokter untuk mengurangi gejala fisik yang tak kunjung sembuh. 

Terapi Untuk Pasien Psikosomatik

Pasien psikosomatik membutuhkan pendekatan fisik dan psikologis. Tentunya jika sudah mengalami gejala psikosomatik tidak langsung diminta berpikir positif langsung baik gejalanya. 

Aktifitas saraf otonom yang berbihan yang sudah lama dialami perlu segera distabilkan. Pengobatan dengan obat antidepresan dan sedikit anticemas bisa membantu. 

Namun pengobatan dengan obat tidak akan banyak membantu atau hanya bersifat sementara jika tidak dibantu dengan perubahan pola hidup menjadi lebih sehat atau lebih baik lagi dalam adaptasi diri. 

Kesulitannya adalah pola perilaku sehat yang mau dibentuk terhalang dengan masalah keseharian yang sering kali datang dan sepertinya sulit diadaptasi. 

Inilah masalah kompleks untuk mengatasi psikosomatik. Di satu pihak gejala mungkin membaik dengan pengobatan dan bisa membaik terus sampai beberapa bulan bahkan tahun, namun kemungkinan kambuh masih ada. 

Saya pernah meminta pasien mengurangi pekerjaan yang membuatnya stres berkepanjangan, pasiennya malah agak kesal karena menganggap dia tidak bisa meninggalkan apa yang sedang dia jalankan. 

Padahal saat di awal terapi dan saya minta untuk mengurangi beban kerja dan dia melakukan, keadaan gejalanya membaik dengan segera. Inilah dilema manusia modern. Ingin banyak yang dilakukan tetapi sebenarnya otak tidak mampu untuk mengatasi masalah tersebut. 

Saya pikir tantangan ke depan terkait kasus psikosomatik di praktek akan semakin banyak seiring dengan semakin kompleknya kehidupan serta kondisi stres manusia yang sering sukar ditangani dirinya sendiri karena ketidakmampuan mengatasi kondisi kesehariannya. 

Semoga kita semua akan menjadi orang yang lebih baik lagi ke depannya termasuk dalam pengendalian stres. Salam Sehat Jiwa 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun