Kecemasan dan Depresi Tingkatkan Risiko Mengembangkan GERD
Penelitian yang telah dilakukan, baik kecemasan dan depresi berhubungan dengan risiko dua sampai empat kali lipat dari penyakit GERD.
Beberapa peneliti percaya bahwa bahan kimia otak yang disebut cholecystokinin (CCK), yang telah dikaitkan dengan panik dan gangguan pencernaan, mungkin memainkan peran dalam timbulnya GERD pada orang dengan gangguan kecemasan.
Faktor lain yang memungkinkan dan berkontribusi adalah ketika orang cemas mereka cenderung memicu atau memperburuk refluks asam lambung ke kerongkongan.
Apa yang bisa dilakukan?
Pendekatan konsep biopsikososial pada kondisi medis umum adalah yang terbaik. Ini berarti bahwa pasien GERD selain perlu ditangani masalah fisik medis yang terkait dengan refluks asam lambung juga perlu mendapatkan penanganan kondisi cemasnya yang sering berkaitan dengan gangguan cemas panik dan depresi.
Dalam praktek sering saya menemukan ketika kondisi cemas paniknya teratasi dengan baik, maka keluhan lambungnya bisa jauh berkurang bahkan baik sama sekali.
Tata laksana yang tepat dan menyeluruh perlu dilakukan mengingat jika tidak diobati, refluks asam lambung dapat menyebabkan peradangan lapisan esofagus yang akan mengakibatkan kesulitan menelan, nyeri dada kronis, dan bahkan dapat menyebabkan kanker kerongkongan.
Seperti diungkapkan di atas bahwa cemas dan depresi bisa memperberat penyakit GERD sampai beberapa kali lipat, maka ada baiknya penanganan pasien dengan gangguan GERD yang juga mengalami kondisi kecemasan tinggi baik akibat latar belakang psikologisnya ataupun karena memikirkan penyakitnya perlu ditangani kondisi kesehatan jiwanya. Hal ini diupayakan agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam penyembuhan kasus-kasus penyakit GERD.
Semoga informasi ini bermanfaat
Salam Sehat Jiwa