Sektor pertahanan menunjukkan hasil paling konkret.
Belanja pertahanan meningkat tajam, terutama untuk pembaruan alutsista.
Jet tempur Rafale, fregat kelas Arrowhead, dan drone kombatan Korea Selatan mulai memperkuat TNI.
Kerja sama militer dengan AS, Jepang, dan Korsel makin intensif.
Untuk pertama kalinya, Indonesia menjadi tuan rumah latihan gabungan "Garuda Shield Plus" dengan status equal partner.
Namun, sisi industri pertahanan dalam negeri masih lemah.
Transfer teknologi belum maksimal, dan ketergantungan impor tinggi.
4. Program Pangan dan Sosial: Antara Janji dan Realisasi
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi ikon politik Prabowo--Gibran.
Tapi implementasi 2025 terbentur realitas: dari Rp71 triliun anggaran, hanya sebagian kecil terserap.
Masalahnya bukan niat, tapi kesiapan: data penerima belum valid, sekolah dan daerah belum punya infrastruktur pendukung, dan pengawasan belum terbangun.
Namun, efek positif mulai terlihat: beberapa daerah pilot project (NTT, Jawa Barat, Sulsel) melaporkan kenaikan kehadiran siswa dan penurunan keluhan gizi ringan.
Program ini bisa berhasil --- asal diperbaiki dari bawah, bukan lewat spanduk.
5. Hilirisasi dan Investasi: Lanjut Tapi Timpang
Kebijakan hilirisasi tambang masih menjadi andalan utama.
Smelter baru di Morowali, Halmahera, dan Gresik mulai beroperasi.
Ekspor olahan nikel naik signifikan, memberi tambahan devisa.
Namun, ketimpangan tetap ada.
Sebagian besar nilai tambah dinikmati perusahaan asing.
Lingkungan sekitar tambang mengalami tekanan besar.
Indonesia memang naik level di rantai pasok global, tapi belum dalam kendali penuh.
Hilirisasi berjalan, tapi industrialisasi sejati belum dimulai.