Penguasaan Narasi Publik
Di era digital, siapa yang menguasai narasi, dialah yang menguasai opini. Daripada membakar halte, lebih baik membakar semangat rakyat lewat tulisan, poster, musik, video, dan gerakan media sosial.
Pendidikan Politik Rakyat
Melawan kezaliman tidak bisa hanya dengan emosi; rakyat harus sadar dan terdidik. Diskusi, pelatihan, dan literasi politik akan melahirkan generasi yang lebih sulit dibodohi oleh janji kosong partai.
Kesimpulan: Jangan Jadi Musuh Diri Sendiri
Pembakaran fasilitas umum bukanlah perlawanan, melainkan bentuk kebodohan dan kemunduran. Ia hanya menambah penderitaan rakyat, melemahkan gerakan, dan menguntungkan pihak berkuasa.
Yang harus dilawan adalah akar masalah: sistem politik yang korup, partai-partai yang mengkhianati rakyat, dan anggota DPR yang dzalim. Perlawanan harus diarahkan ke sana, dengan strategi cerdas, aksi kolektif, dan narasi yang kuat.
Kemarahan rakyat memang sah. Tetapi kemarahan yang cerdas akan melahirkan perubahan, sementara kemarahan yang membabi buta hanya melahirkan puing-puing. Jangan sampai rakyat menjadi musuh bagi dirinya sendiri.
Perjuangan sejati bukan tentang menghancurkan fasilitas publik, melainkan tentang membangun kekuatan rakyat untuk menumbangkan kekuasaan yang menindas. Dengan cara itulah keadilan bisa benar-benar tercapai, dan rakyat tidak lagi menjadi korban dari kemarahan mereka sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI