Laut sebagai Sumber Tak Terbatas
Air laut sering kita bayangkan hanya sebagai hamparan biru yang luas, penuh misteri dan kehidupan. Padahal, di balik ombaknya, laut menyimpan potensi luar biasa: hampir tak terbatasnya cadangan air, serta kandungan garam yang menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Selama berabad-abad, manusia telah mengambil garam dari laut melalui kolam penguapan tradisional. Sementara itu, kebutuhan air bersih justru semakin mendesak seiring bertambahnya populasi, urbanisasi, dan perubahan iklim yang membuat cadangan air tawar semakin menipis.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: mungkinkah kita mendapatkan dua manfaat sekaligus dari laut—air tawar untuk diminum dan digunakan sehari-hari, serta garam untuk kebutuhan pangan maupun industri? Jawabannya adalah: mungkin. Salah satu teknologi kunci yang membuat hal itu dapat diwujudkan adalah Reverse Osmosis (RO), sebuah metode desalinasi modern yang sudah banyak dipakai di seluruh dunia.
Apa Itu Reverse Osmosis?
Reverse Osmosis adalah teknologi penyaringan air menggunakan membran semi-permeabel. Prinsipnya sederhana: air laut yang memiliki tekanan osmotik tinggi didorong melewati membran khusus dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya. Molekul air murni dapat menembus membran, sementara ion garam, mineral, dan zat terlarut lainnya tertahan.
Hasil dari proses ini terbagi menjadi dua:
Permeat – yaitu air bersih yang lolos dari membran. Kualitasnya bisa sangat baik, dengan kandungan garam yang jauh di bawah standar air minum.
Brine – yaitu air buangan yang lebih pekat, karena konsentrasi garamnya meningkat setelah sebagian besar airnya ditarik menjadi permeat.
Selama ini, fokus utama instalasi RO adalah menghasilkan air bersih. Brine biasanya dianggap limbah yang dibuang kembali ke laut. Namun, pandangan ini mulai bergeser: bukankah brine tersebut masih mengandung garam yang bernilai?
Brine sebagai Sumber Garam