Malam semakin larut, dan aku pun tertidur di antara derak roda bus yang menenangkan. Tiba-tiba sebuah goncangan ringan membuatku terbangun. Di pangkuanku, aku mendapati wanita itu tertidur, napasnya pelan dan stabil. Tanpa sadar, tanganku memeluknya dengan lembut, membiarkan dirinya bersandar nyaman. Aku memilih diam, tak ingin membangunkannya; momen itu terasa terlalu rapuh untuk diganggu. Akupun merasakan sebuah rasa nyaman yang terlalu berharga untuk dilewatkan. Seakan bagai sebuah perahu kecil menemukan pelabuhan untuk menambatkan sauh.
Aku menatapnya, tersenyum dalam hati. Kisah hidupnya terus bergaung di pikiranku—sebuah pengingat bahwa di balik setiap beban, selalu ada kekuatan yang tak terlihat. Perjalanan ini ternyata bukan sekadar perjalanan dari satu kota ke kota lain; ini adalah perjalanan hati, jiwa, dan harapan yang tak pernah padam meski diterpa lelah dan kesepian.
Dalam diam, aku membuat janji pada diriku sendiri: aku akan selalu mengingat kisah wanita ini, sebagai pengingat bahwa kekuatan sejati muncul saat kita berani melangkah meski hati penuh beban. Aku tahu, momen kecil ini—sebuah perjalanan malam, senyum tipis, dan kehangatan yang sederhana—akan meninggalkan jejak abadi di hatiku, seperti cerita yang tak akan pernah pudar, terus hidup dalam ingatan, dan memberi makna pada setiap langkah perjalanan berikutnya.
Dan akhirnya harus kutuliskan sepotong reff lagu Tomy Page "Everyone need a shoulder to cry on, everyone need a friend to rely on"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI