Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sadio Mane: Anak Desa yang Tak Lupa Jalan Pulang

3 Agustus 2025   03:26 Diperbarui: 3 Agustus 2025   03:37 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sadio mane - Detiksport

Man tidak hanya pulang kampung dengan tangan kosong. Ia kembali membawa harapan. Salah satu aksi pertamanya adalah membangun rumah sakit di Bambali. Ia menyumbang lebih dari 500.000 (sekitar 8 miliar rupiah) untuk membangun fasilitas kesehatan yang layak. Sebelumnya, penduduk harus menempuh jarak jauh ke kota hanya untuk berobat.

Tak berhenti di situ, Man juga membangun sekolah senilai 250.000, agar anak-anak desa bisa belajar tanpa harus meninggalkan kampung halaman. Ia tahu persis bagaimana pendidikan bisa mengubah hidup, seperti yang terjadi padanya.

Ia juga membangun pasar umum dan stasiun bensin pertama di Bambali---dua infrastruktur penting untuk menggeliatkan ekonomi lokal. Apa yang ia lakukan bukan sekadar donasi, tapi investasi sosial yang mengangkat desa dari keterbelakangan menuju kemandirian.

Bantuan Tunai Rutin: Gaji Bulanan dari Sang Idola

Tak banyak yang tahu bahwa sejak beberapa tahun terakhir, setiap keluarga di Bambali mendapat 70 per bulan dari Man. Jumlah itu setara dengan gaji minimum di Senegal. Penduduk desanya sekitar 2.000 orang. Tak ada syarat, tak ada seleksi. Semua diberi, semua dihargai.

Itulah bentuk kasih sayang Man---langsung, nyata, dan menyentuh hidup sehari-hari warga.

Menolak Gaya Hidup Mewah: Filosofi Seorang Juara

Dalam sebuah wawancara yang viral di dunia maya, Man berkata:

"Mengapa saya harus punya 10 Ferrari, 20 jam tangan mewah, atau 2 pesawat jet?
Apa artinya semua itu buat saya dan dunia?
Saya kelaparan, bekerja di ladang, bermain tanpa alas kaki...
Hari ini, saya punya apa yang saya butuhkan untuk membantu orang."

Kata-katanya sederhana, tapi dalam. Di tengah dunia sepak bola yang sering memamerkan kekayaan, Man memilih hidup sederhana---ia terlihat membawa iPhone retak, mengenakan baju biasa, dan tak pernah terlihat pamer.

Donasi untuk Korban COVID-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun