Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menabur Cinta Menuai Badai - Kisah Si Tukang Servis Kipas Angin

30 Juli 2025   09:00 Diperbarui: 30 Juli 2025   07:47 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Service panggilan- Kreasi AI

Kericuhan tak terhindarkan. Para lelaki maju ke depan, Parman panik. Ia mundur perlahan, lalu berlari sekuat tenaga ke luar aula --- disusul sandal, cangkul, dan botol kecap. Parman lari meloloskan diri, lari sekencan-kencangnya bagai wet escape bandit

Akhirnya Parman kini tinggal di pinggir hutan, di rumah kecil beratap daun kelapa.
Ia hidup damai, menanam kangkung dan menulis puisi di batu --- jauh dari keramaian. Tapi setiap malam Jumat, satu-dua ibu-ibu masih terlihat membawa kipas rusak... dan amplop kecil berisi sajak cinta yang minta dibalas.

Parman tersenyum.
Badai telah berlalu. Tapi cinta, seperti angin dari kipas yang baru diservis, tetap berputar --- diam-diam, menyusup ke celah yang retak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun